Ntvnews.id, Taheran - Rusia menjadi salah satu negara pertama yang menawarkan bantuan kepada Iran menyusul ledakan besar di Pelabuhan Shahid Rajaee, yang terletak dekat Selat Hormuz.
Dilansir dari The Guardian, Selasa, 29 April 2025, Kementerian Darurat Rusia mengumumkan bahwa Presiden Vladimir Putin telah menginstruksikan pengiriman sejumlah pesawat darurat ke Iran.
Pesawat-pesawat tersebut membawa tim pemadam kebakaran khusus untuk membantu menangani situasi darurat. Rusia mengerahkan pesawat amfibi Beriev Be-200 serta pesawat angkut militer Ilyushin Il-76 untuk mendukung operasi pemadaman kebakaran dan evakuasi korban. Dalam pernyataan resminya, Kremlin menyebut bahwa Putin menyampaikan belasungkawa mendalam kepada rakyat Iran.
Baca Juga: 1.100 Orang Lebih Terluka Akibat Ledakan di Iran
"Presiden Putin menyatakan simpati yang tulus, memberikan dukungan kepada keluarga korban, dan mendoakan kesembuhan bagi para korban luka," demikian isi pernyataan Kremlin.
Putin juga mengirim surat resmi kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian.
Hingga hampir 24 jam setelah kejadian, kebakaran masih belum berhasil dipadamkan sepenuhnya. Ledakan tersebut menewaskan sedikitnya 28 orang dan melukai lebih dari 1.000 lainnya. Insiden ini menarik perhatian internasional karena Pelabuhan Shahid Rajaee merupakan salah satu jalur perdagangan utama Iran. Akibat asap tebal dan polusi yang ditimbulkan, sekolah dan kantor di Bandar Abbas — kota yang berjarak sekitar 20 mil dari pelabuhan — terpaksa ditutup.
Presiden Pezeshkian langsung terbang ke Bandar Abbas untuk memantau langsung perkembangan penyelidikan dan proses penyelamatan. Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Iran telah mengumumkan pembukaan investigasi resmi terhadap insiden tersebut. Meski penyebab pasti belum diungkap, dugaan awal mengarah pada kesalahan dalam penyimpanan bahan kimia di tengah suhu tinggi.
Baca Juga: Kelakar Trump AS Bakal Serang Iran, Jika…
Rekaman CCTV yang tersebar di media lokal menunjukkan bahwa api pertama kali muncul dari sebuah kontainer sekitar pukul 12.05 siang waktu setempat, lalu dengan cepat merambat ke kontainer lain. Dua menit kemudian, ledakan besar terjadi hingga memutuskan sistem kamera pengawas.
Media lokal juga menyoroti kemungkinan adanya pelanggaran regulasi keselamatan dan prosedur pemeriksaan bahan kimia di pelabuhan tersebut.
Sementara itu, Kantor Kejaksaan Tehran mengumumkan telah mengajukan tuntutan terhadap sejumlah media dari berbagai kubu politik. Langkah ini bertujuan untuk membendung spekulasi liar terkait penyebab ledakan, termasuk dugaan adanya serangan teroris atau kelalaian militer.