Biadab! Israel Serang Lagi Lokasi Pengungsian Gaza

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Mei 2025, 06:15
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Seorang petugas pemadam kebakaran memadamkan api setelah serangan udara Israel di Kota Gaza, Palestina. Seorang petugas pemadam kebakaran memadamkan api setelah serangan udara Israel di Kota Gaza, Palestina. (Antara)

Ntvnews.id, Gaza - Badan Pertahanan Sipil Gaza melaporkan bahwa pasukan Israel telah menggempur sebuah sekolah yang digunakan sebagai tempat penampungan bagi warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal.

Dilansir dari Al Jazeera, Kamis, 8 Mei 2025, Serangan tersebut mengakibatkan 31 orang meninggal dunia, menurut keterangan Juru Bicara Badan Pertahanan Sipil Gaza, Ahmad Radwan.

Ia menjelaskan bahwa serangan terjadi di sebuah sekolah yang berada di kamp pengungsian Bureij, wilayah tengah Jalur Gaza, dan juga menyebabkan puluhan orang lainnya terluka.

Di sisi lain, militer Israel menyampaikan dalam pernyataannya bahwa mereka menargetkan "pusat komando dan kendali Hamas di Gaza bagian tengah", yang disebut berfungsi sebagai tempat penyimpanan senjata. Mereka menegaskan bahwa bangunan sekolah yang diserang diyakini menjadi markas Hamas.

Baca Juga: Kelaparan Memburuk di Gaza, Stok Makanan Kian Menipis

Sementara itu, Israel menuai kecaman dari komunitas internasional karena berencana memperluas serangannya ke wilayah Gaza. Kecaman ini semakin tajam setelah Menteri Keuangan Israel dari kelompok sayap kanan menyerukan agar Gaza "dihancurkan".

Perang yang dimulai setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 telah menyebabkan hampir seluruh dari 2,4 juta penduduk Gaza terpaksa mengungsi, sebagian besar lebih dari satu kali.

Baca Juga: Hamas Siap Akhiri Perang di Gaza

Kemudian, Hamas menolak negosiasi gencatan senjata, menyebut upaya tersebut sia-sia, dan menuduh Israel melakukan "perang kelaparan" terhadap penduduk Gaza.

Militer Israel kembali melancarkan serangan ke wilayah Gaza sejak bulan Maret, mengakhiri gencatan senjata selama dua bulan. Gencatan itu sebelumnya telah membuka jalan bagi meningkatnya bantuan kemanusiaan serta pertukaran sandera dengan tahanan Palestina yang ditahan Israel.

x|close