Polres Metro Jakarta Pusat melakukan razia juru parkir liar di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Senin (19/5/2025) malam.
Ntvnews.id, Jakarta - Operasi Brantas Jaya 2025 yang dilaksanakan Polres Metro Jakarta Pusat berlangsung ricuh setelah sekelompok juru parkir liar melakukan perlawanan saat dirazia.
Petugas yang menyamar dari unit Satreskrim Polres Metro Jakarta Pusat melakukan penindakan terhadap praktik parkir liar di kawasan Jalan Letjen Suprapto, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Senin (19/5/2025) malam.
Salah satu juru parkir liar diamankan saat tengah mengatur parkir di depan sebuah kafe. Namun, situasi memanas ketika salah satu rekan pelaku mencoba menghalangi proses penangkapan dan melayangkan pukulan ke arah wajah petugas, memicu aksi saling dorong dan perkelahian antara kelompok tersebut dengan aparat.
Dalam peristiwa itu, enam orang berhasil diamankan. Empat di antaranya ditangkap di lokasi parkir, sementara dua lainnya yang sempat melarikan diri ke dalam kafe akhirnya ditemukan bersembunyi di dalam toilet.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Muhammad Firdaus, menyampaikan razia ini merupakan tindak lanjut dari laporan warga terkait aksi premanisme berkedok juru parkir liar yang meresahkan.
Para pelaku diketahui mematok tarif parkir kendaraan mulai dari Rp20.000 hingga Rp50.000, jauh melebihi tarif resmi.
"Informasi atau laporan dari masyarakat, dimana mereka memberikan Rp5.000 untuk (parkir) mobil, namun tidak diterima oleh para pelaku. Para pelaku meminta uang Rp20.000 bahkan sampai Rp50.000, sehingga masyarakat sekitar resah dan melaporkan ke Polres Metro Jakarta Pusat," ujar Firdaus, seperti diberitakan Nusantara TV dalam program NTV Morning, Selasa, 20 Mei 2025.
Lebih lanjut, diketahui praktik parkir liar tersebut dikoordinasi oleh seorang mantan ketua RW setempat yang diduga menerima setoran dari para pelaku.
Atas tindakan tersebut, keenam pelaku dijerat dengan pasal 368 KUHP tentang pemerasan, pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan, serta pasal 170 KUHP terkait penganiayaan secara bersama-sama. Mereka terancam hukuman penjara hingga sembilan tahun.
Ikuti Whatsapp Channel NTVNEWS.ID
