Ntvnews.id, Jakarta - Suasana mediasi antara perwakilan pengemudi ojek online (ojol) dan Dinas Perhubungan Jawa Timur pada Selasa, 20 Mei 2025 memanas. Ketegangan memuncak ketika para perwakilan ojol meluapkan amarah mereka di tengah forum dialog yang digelar di Kantor Gubernur Jatim.
Beberapa di antara mereka terdokumentasi membentak hingga menggebrak meja, menandai betapa tingginya ketegangan dalam pertemuan tersebut. Pemicunya adalah permasalahan tarif yang dianggap tidak sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Para driver menilai aplikator transportasi online telah menurunkan tarif secara sepihak serta memberlakukan potongan yang terlalu tinggi, sehingga sangat merugikan mereka sebagai mitra.
Dalam forum tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Nyono, mengakui adanya pelanggaran oleh sejumlah aplikator. Ia menyebutkan bahwa penurunan tarif yang dilakukan tidak sejalan dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Baca Juga: Bahas Potongan Ojol, DPR Panggil Menhub Pekan Depan
"Persoalannya itu ada pelanggaran tarif yang dilakukan beberapa aplikator. Di situ ada bukti-buktinya. Tarifnya itu diturunkan, potongannya juga tinggi," ujar Nyono di hadapan perwakilan pengemudi yang hadir dalam audiensi.
Ketegangan semakin meningkat ketika Nyono menyampaikan bahwa kewenangan untuk memberikan sanksi terhadap aplikator tidak berada di tangan Dishub Jatim. Ia menegaskan bahwa pihaknya hanya memiliki otoritas untuk mendorong agar tarif kembali sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur Jatim yang mengatur batas tarif transportasi online, baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.
"Kalau sanksi saya tidak bisa. Itu kewenangan pusat, ada surat Dirjen yang dilimpahkan ke gubernur. Kalau saya mengatur masalah tarif," jelas Nyono usai pertemuan.
Berdasarkan SK Gubernur, tarif transportasi online roda empat diatur dengan batas bawah Rp 3.800 dan batas atas Rp 6.500 per kilometer. Sementara untuk ojol roda dua, tarif berkisar antara Rp 2.000 hingga Rp 2.500 per kilometer. Namun, berdasarkan keluhan para driver, tarif aktual yang diterapkan oleh aplikator justru jauh di bawah ketentuan tersebut.
Di tengah amarah yang diluapkan oleh perwakilan ojol, Dishub Jatim meminta agar para pengemudi tetap menjaga ketertiban selama aksi unjuk rasa berlangsung. Nyono berharap, meski banyak keluhan, suasana Kota Surabaya dan wilayah Jawa Timur tetap aman dan kondusif.
"Saya pesan yang damai-damai, kita jaga bersama-sama Surabaya dan Jawa Timur," tandasnya.