Ntvnews.id, Seoul - Lee Jae Myung, kandidat dari Partai Demokrat, kini difavoritkan memenangkan pemilihan presiden Korea Selatan yang digelar hari ini, Selasa, 3 Juni 2025. Perjalanan Lee menuju puncak politik penuh lika-liku, dari masa kecil miskin, cedera kerja di usia 13 tahun, hingga rangkaian skandal hukum yang terus membayangi.
Dilansir dari BBC, lahir di desa pegunungan di Andong, Provinsi Gyeongbuk pada 1963, Lee adalah anak kelima dari tujuh bersaudara. Karena kondisi ekonomi keluarganya, ia melewatkan sekolah menengah dan mulai bekerja secara ilegal di pabrik
Ia mengalami kecelakaan kerja serius, tetapi kemudian berhasil masuk universitas dan lulus ujian pengacara pada 1986 dengan beasiswa penuh. Ia kemudian menjadi pengacara hak asasi manusia sebelum terjun ke dunia politik pada 2005.
Karier politik Lee berkembang pesat. Ia terpilih sebagai Wali Kota Seongnam pada 2010, dan Gubernur Gyeonggi pada 2018, di mana ia mendapat pujian atas kebijakan tanggap pandemi COVID-19. Dalam pemilu 2022, ia kalah tipis dengan selisih kurang dari 1 persen. Setahun kemudian, ia terpilih sebagai ketua Partai Demokrat.
Baca Juga: Ini 7 Kandidat Presiden Dalam Pemilu Korea Selatan
Citra Lee sebagai sosok reformis progresif, termasuk janjinya di masa lalu untuk menerapkan pendapatan dasar universal, membuatnya dicintai sekaligus dibenci.
“Lee Jae-myung adalah figur yang sangat kontroversial dan tidak konvensional, seseorang dari luar sistem yang membuat namanya besar dengan cara yang tak lazim di dalam partainya,” kata Dr. Lee Jun Han dari Universitas Nasional Incheon.
Namun, perjalanan politik Lee tak lepas dari kontroversi. Ia pernah terlibat kasus mengemudi dalam keadaan mabuk, perselisihan keluarga, tuduhan perselingkuhan, hingga tuduhan korupsi dalam proyek pengembangan lahan. Salah satu kasus terberatnya adalah tuduhan memberikan pernyataan palsu dalam debat capres 2022 terkait hubungannya dengan tokoh kunci dalam skandal lahan yang bunuh diri.
Ia sempat divonis bersalah dan dijatuhi hukuman percobaan, sebelum akhirnya pengadilan banding membebaskannya. Namun, Mahkamah Agung membatalkan putusan tersebut dan proses hukumnya masih berlangsung.
7 Kandidat Presiden dalam Pemilu Korea Selatan 2025. (Komisi Pemilihan Nasional Korea Selatan)
Peluang Lee untuk menang tiba-tiba terbuka lebar setelah krisis konstitusi besar melanda Korea Selatan. Pada 3 Desember 2024, Presiden Yoon Suk Yeol secara mengejutkan mencoba memberlakukan darurat militer untuk menindak "kekuatan anti-negara", memicu gelombang protes besar-besaran.
Lee langsung menyerukan rakyat untuk berkumpul di depan parlemen dan memimpin perlawanan terhadap kebijakan tersebut. Ia bahkan memanjat pagar gedung Majelis Nasional untuk membantu mengesahkan resolusi pencabutan darurat militer. Akhirnya, Yoon dimakzulkan dan keputusan tersebut disahkan Mahkamah Konstitusi pada 4 April 2025.
Baca Juga: Pemungutan Suara Pemilu Presiden Korea Selatan Dimulai, Pemenangnya Langsung Dilantik Besok!
Lee mengundurkan diri sebagai ketua partai pada 9 April untuk maju sebagai calon presiden, dan memenangkan pencalonan internal pada 27 April dengan dukungan besar.
Kini, meskipun kasus hukumnya belum selesai, Lee tetap menjadi kandidat terkuat. Jika terpilih dan kemudian dinyatakan bersalah, ia bisa kehilangan kursi parlemen dan dilarang maju selama lima tahun. Namun pengadilan telah menyetujui permintaan Lee untuk menunda persidangan hingga pemilu usai, membuka kemungkinan bahwa Lee bisa menjadi presiden sebelum vonis dijatuhkan.