Bahlil soal Keluhan Tak Ada Lapangan Kerja: Introspeksi, Jangan Kufur Nikmat

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Jun 2025, 10:13
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
enteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia enteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia (Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menanggapi keluhan masyarakat soal sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia. Menurutnya, peluang kerja justru tengah terbuka lebar, terutama dari sektor energi dan hilirisasi industri.

Dalam sambutannya di acara Human Capital Summit 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Selasa, 3 Juni 2025, Bahlil menegaskan bahwa pemerintah menargetkan penciptaan 6,2 juta lapangan kerja langsung hingga tahun 2030, seiring upaya meningkatkan lifting minyak dan menggenjot hilirisasi sumber daya alam.

"Jadi kalau ada yang mengatakan bahwa lapangan pekerjaan tidak ada, saya pikir harus kita menjadi introspeksi kolektif gitu ya dan jangan kufur nikmat," ujar Bahlil di hadapan peserta forum sumber daya manusia tersebut.

Bahlil juga mengingatkan bahwa tantangan sesungguhnya bukan soal tidak adanya pekerjaan, melainkan soal kesiapan individu untuk mengisi peluang tersebut. Ia mengajak masyarakat untuk aktif meningkatkan kualitas diri dan menyesuaikan kemampuan dengan kebutuhan industri yang terus berkembang.

Lebih lanjut, Bahlil menyoroti peran perguruan tinggi dalam menyiapkan generasi kerja yang kompeten. Ia mengimbau kampus-kampus untuk segera beradaptasi dengan kebutuhan dunia kerja agar tak mencetak lulusan yang tidak relevan.

"Kampus segera menyesuaikan. Jangan kampus melahirkan output lulusan kampus yang tidak adaptif dengan tuntutan lapangan pekerjaan. Nanti orang Papua bilang tulis lain, baca lain, bikin lain," tegasnya.

Bahlil menjelaskan bahwa angka 6,2 juta itu belum termasuk tenaga kerja tidak langsung yang bakal muncul dari proyek-proyek besar di sektor industri. Jika dihitung keseluruhan dampaknya, jumlah tenaga kerja yang terserap diyakini akan jauh lebih besar.

"Kalau di situ secara teori ekonomi digabungkan dengan tenaga kerja tidak langsung, pasti lebih dari itu," tambahnya.

Pernyataan Bahlil datang di tengah meningkatnya kekhawatiran publik soal sulitnya mendapatkan pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang pada Februari 2025, naik 83.450 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dengan proyeksi jutaan lapangan kerja yang akan tercipta, Bahlil mengajak masyarakat untuk tidak pesimistis. “Lapangan kerja itu ada. Pertanyaannya, siapkah kita untuk mengisinya?” pungkasnya.

x|close