Ntvnews.id, Jakarta - Pernyataan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedy Nur Palakka, menuai kehebohan usai menyebut nama Presiden ke-7 RI Joko Widodo dalam konteks yang sangat sensitif. Melalui akun X miliknya, Dedy menyebut Jokowi memiliki kriteria layaknya seorang nabi.
Namun, pernyataan tersebut langsung memicu kontroversi di ruang publik digital. Dalam unggahan pada Senin, 9 Juni, Dedy menuliskan pujian kepada Jokowi sebagai sosok pemimpin yang rendah hati dan dekat dengan rakyat.
“Jadi nabi pun sebenarnya beliau ini sudah memenuhi syarat, cuma sepertinya beliau menikmati menjadi manusia biasa dengan senyum selalu lebar ketika bertemu dengan rakyat,” tulisnya seperti dilansir pada Rabu, 11 Juni 2025.
Tak hanya berhenti di situ, Dedy juga menyentil pihak-pihak yang belum bisa menerima bahwa masa jabatan kenegaraan Jokowi telah usai.
“Sementara di dunia lain masih ada saja yang tidak siap dengan realitas bahwa tugas kenegaraan beliau sudah selesai dengan paripurna,” lanjutnya.
Baca Juga: Kader PSI Kembali Datangi Polda Metro soal Ijazah Jokowi
Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep (IG @Kaesangp)
Pernyataan itu segera viral dan menuai reaksi keras dari berbagai kalangan, terutama di media sosial. Salah satu yang angkat suara adalah pengamat media sosial, Jhon Sitorus. Ia menilai pernyataan Dedy sangat berlebihan dan dapat menimbulkan salah tafsir keagamaan.
“Hati-hati kalau bicara soal nabi bro. Jokowi jadi nabi umat agama mana yang kau maksud? Harus diperjelas agar tidak menimbulkan polemik,” tulis Jhon lewat akun X miliknya.
Ia juga menekankan bahwa semangat fanatik terhadap seorang tokoh tak seharusnya mengaburkan batas-batas nalar dan nilai-nilai agama. “Tetapi menyebut Jokowi sudah ‘memenuhi syarat sebagai nabi’ itu berlebihan,” tambahnya.
Jhon kemudian mengutip definisi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahwa nabi adalah orang yang menerima wahyu dari Tuhan untuk disampaikan kepada umat manusia. Ia menantang Dedy untuk membuktikan dasar klaim tersebut.
“Jika anda mengatakan Jokowi memenuhi syarat sebagai nabi maka itu artinya Jokowi menerima wahyu dari Tuhan secara langsung. Dikau harus bisa buktikan itu agar tak jadi polemik,” tegasnya.
Ia juga mempertanyakan secara terbuka, karakteristik kenabian apa yang dimaksud oleh Dedy. “10 tahun Jokowi jadi presiden, tidak ada 1 pun manusia yang mengatakan Jokowi memiliki sifat kenabian, kecuali anda sendiri,” tutupnya.
Namun, di tengah masyarakat yang plural dan religius seperti Indonesia, pernyataan semacam ini dinilai sangat sensitif dan berpotensi memicu kegaduhan yang tidak perlu. Sampai saat ini, belum ada klarifikasi lebih lanjut dari pihak Dedy maupun PSI terkait unggahan kontroversial tersebut.