Ntvnews.id, Washington DC - Dalam dua pekan mendatang, Amerika Serikat (AS) akan memutuskan apakah akan ikut serta dalam serangan Israel terhadap Iran atau tidak. Namun, jika dinilai tidak ada perkembangan berarti dalam upaya menghentikan program nuklir Iran, keputusan tersebut bisa saja diambil lebih cepat.
Dalam rentang waktu yang sama, peluang untuk menggelar negosiasi demi mengakhiri konflik masih terbuka. Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Iran memiliki waktu maksimal dua minggu untuk menghindari kemungkinan serangan udara dari AS. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Trump bisa saja mengambil keputusan kapan saja sebelum tenggat waktu tersebut habis.
Dilansir dari AFP, Minggu, 22 Juni 2025, Trump menyatakan bahwa dirinya kemungkinan besar tidak akan menghentikan Israel untuk melanjutkan serangan terhadap Iran, karena sekutunya itu dianggap berada di posisi strategis yang menguntungkan. Ia juga menepis peran negara-negara Eropa yang tengah berusaha menengahi konflik tersebut.
Baca Juga: PM Netanyahu Ucapkan Terima Kasih ke Trump Usai Beri Dukungan Perang ke Israel
“Saya sudah memberikan waktu kepada mereka, dan saya kira dua minggu adalah batas waktu maksimal,” ujar Trump kepada wartawan pada Jumat, 20 Juni 2025, saat ditanya apakah ia akan memutuskan untuk menyerang Iran sebelum batas waktu dua minggu berakhir.
Trump menginginkan adanya perubahan sikap dari pihak Iran. Karena itu, ia menetapkan tenggat waktu agar bisa mengamati respons Iran.
“Kita akan lihat apakah mereka menyadari situasi ini atau tidak,” ujar Trump.
Kemungkinan Perundingan
Pernyataan resmi dari Trump disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih, Leavitt, di tengah berbagai spekulasi mengenai kemungkinan keterlibatan langsung AS dalam konflik yang sedang berlangsung.
“Mengingat adanya peluang signifikan untuk membuka jalur perundingan dengan Iran, yang bisa saja terjadi atau tidak dalam waktu dekat, Presiden akan mengambil keputusan dalam dua minggu ke depan,” kata Leavitt membacakan pernyataan Trump.
Terkait tenggat waktu tersebut, Leavitt membantah bahwa Presiden hanya menunda keputusan.
“Jika masih ada ruang untuk diplomasi, Presiden akan memanfaatkannya. Namun, dia juga tidak ragu menggunakan kekuatan jika diperlukan,” tegasnya.
Trump sebelumnya menyebut pada Rabu, 18 Juni 2025, bahwa Iran telah menghubungi Gedung Putih untuk merundingkan solusi damai terkait program nuklirnya dan menghentikan eskalasi dengan Israel meski klaim ini dibantah oleh pihak Iran.
Baca Juga: Trump Minta Iran Nyerah, Ali Khamenei Serukan Perang!
Leavitt juga memastikan bahwa komunikasi antara Washington dan Teheran tetap berlangsung sejak Israel pertama kali menyerang Iran pekan sebelumnya.
Tenggat dua minggu ini muncul di tengah ketegangan yang meningkat, saat Trump secara terbuka mempertimbangkan keterlibatan militer AS dalam serangan Israel terhadap Iran. Bahkan, ia menyebut Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, sebagai “target yang mudah.”
Selama beberapa minggu terakhir, Trump mencoba jalur diplomatik untuk mencapai kesepakatan baru sebagai pengganti perjanjian nuklir Iran yang ditinggalkannya pada 2018. Meski demikian, ia kini secara terbuka mendukung aksi militer Israel terhadap fasilitas nuklir dan tokoh militer Iran, sambil menimbang kemungkinan keterlibatan langsung AS.
AS merupakan satu-satunya negara yang memiliki bom penghancur bunker yang mampu menghantam fasilitas pengayaan uranium Iran di Fordo, yang terletak jauh di bawah permukaan tanah. Gedung Putih pun meminta pendukungnya agar menaruh kepercayaan pada keputusan Trump.
“Percayalah pada Presiden Trump. Ia memiliki insting yang luar biasa,” pungkas Leavitt.