Ntvnews.id, Tokyo - Pemerintah Jepang berencana menyalurkan bantuan peralatan pertahanan kepada delapan negara, termasuk Thailand, Tonga, dan Indonesia, dalam tahun fiskal berjalan sebagai bagian dari program bantuan keamanan.
Dilasir dari Kyodo, Minggu, 22 Juni 2025, Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga keamanan jalur pelayaran di kawasan Indo-Pasifik, menyusul meningkatnya aktivitas militer China, demikian disampaikan sumber pemerintah Jepang.
Negara-negara yang akan menerima bantuan dalam program ini meliputi Timor Leste, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, dan Sri Lanka. Seluruhnya akan masuk dalam program "bantuan keamanan resmi" atau official security assistance (OSA) yang diperuntukkan bagi negara-negara mitra dengan visi yang sejalan. Skema ini akan mulai berlaku untuk tahun fiskal 2025 yang dimulai pada April mendatang.
Baca Juga: Jepang Siapkan Pesawat Militer untuk Evakuasi Warganya dari Israel-Iran
Sebagai bagian dari bantuan tersebut, Jepang tengah mempertimbangkan untuk menyuplai drone buatan dalam negeri, yang bisa digunakan untuk penanggulangan bencana alam maupun pengawasan wilayah laut oleh negara-negara penerima.
Program OSA pertama kali diluncurkan Jepang pada April 2023, dengan tujuan memperkuat kapasitas pertahanan negara-negara berkembang, di tengah kekhawatiran global terhadap semakin agresifnya manuver militer China di wilayah maritim dan udara.
Dalam dua tahun fiskal sebelumnya hingga 2024, bantuan OSA telah disalurkan ke sejumlah negara seperti Bangladesh, Djibouti, Fiji, Indonesia, Malaysia, Mongolia, dan Filipina.
Baca Juga: Beckham Putra Curi Perhatian dan Dipuji Media Jepang
Pada Mei lalu, Jepang mengirimkan kapal penyelamat dan perlengkapan pengawasan kepada Angkatan Laut Fiji, yang menjadi pengiriman pertama dalam kerangka program OSA.
Untuk tahun fiskal 2025, Jepang menganggarkan dana sebesar 8,1 miliar yen (sekitar Rp910,7 miliar) untuk program ini, meningkat dari alokasi sebelumnya yakni 2 miliar yen pada 2023 dan 5 miliar yen pada 2024.