A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Kepala BGN: Tak Pernah Ada Kebijakan Penyaluran Bahan Mentah dalam Program MBG - Ntvnews.id

Kepala BGN: Tak Pernah Ada Kebijakan Penyaluran Bahan Mentah dalam Program MBG

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 25 Jun 2025, 17:41
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Di Jakarta, Senin, 16 Juni 2025, Kepala BGN Dadan Hindayana (paling kanan) menghadiri konferensi pers bersama BP Taskin tentang pembangunan 1.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Di Jakarta, Senin, 16 Juni 2025, Kepala BGN Dadan Hindayana (paling kanan) menghadiri konferensi pers bersama BP Taskin tentang pembangunan 1.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). (Antara/Lintang Budiyanti Prameswari)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Gizi Nasional (BGN) membantah tegas kabar bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyertakan bahan mentah atau makanan ringan ultra-proses dalam penyalurannya. Kepala BGN Dadan Hindayana menyatakan bahwa program ini sejak awal merupakan intervensi gizi melalui makanan siap konsumsi, bukan pembagian bahan baku.

"Tidak pernah ada kebijakan menyalurkan bahan baku, karena program kita adalah program makan bergizi gratis, (ini) intervensi gizi, bukan memberikan bahan baku," kata Dadan di kampus IPDN, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Selasa malam, 24 Juni 2025.

Penegasan ini disampaikan Dadan menanggapi ramainya unggahan di media sosial yang memperlihatkan bahan mentah seperti beras, telur puyuh, ikan asin, hingga makanan ringan dan minuman manis sebagai bagian dari menu MBG. Temuan tersebut diketahui terjadi di wilayah Tangerang Selatan, Banten, dan memicu sorotan publik terhadap akurasi implementasi program unggulan pemerintah itu.

Dadan menyebut kejadian tersebut adalah kasus yang bersifat insidental dan hanya terjadi pada satu dari total 1.885 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang saat ini aktif menjalankan program MBG. Ia menekankan agar publik tidak menyamaratakan layanan di seluruh wilayah.

"Sekarang telah ada 1.885 SPPG. Kalau satu berbeda, itu artinya yang salah interpretasi, yang 1 bukan yang 1.854. Artinya yang lain solid memahami prosedur yang dikeluarkan badan gizi. Itu (oknum) yang berinisiatif, karena mikirnya mau libur, bahan awet, ya bahan baku," jelasnya.

Menurut keterangan dari pihak pengelola dapur umum yang viral di media sosial, distribusi bahan mentah dilakukan sebagai solusi saat sekolah memasuki masa libur. Namun BGN menolak alasan tersebut dan menggarisbawahi bahwa prosedur resmi sudah mengantisipasi situasi libur sekolah tanpa mengubah bentuk bantuan menjadi bahan mentah.

Dadan menjelaskan bahwa selama libur sekolah, MBG tetap bisa dijalankan dengan sejumlah penyesuaian, tergantung kesediaan siswa hadir di sekolah. Jika siswa bisa hadir, meski hanya seminggu sekali, mereka tetap akan menerima makanan segar serta paket bekal untuk dua hari ke depan.

"Kalau bersedia datang, semisal seminggu sekali, maka pada saat datang kita beri makan, makanan segar, kemudian dibekali dua hari dengan makanan siap makan. Contohnya telur rebus, buah, susu, kacang, dan mungkin kue kering portifikasi. Ya bukan bahan mentah, enggak ada kebijakan," tegasnya.

Jika tidak ada siswa atau guru yang bersedia datang ke sekolah, maka layanan MBG bagi siswa akan dihentikan sementara selama masa liburan. Namun Dadan menambahkan, SPPG tetap berjalan untuk kelompok rentan lainnya seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita yang mendapatkan layanan langsung ke rumah atau posyandu.

"Tetapi jangan lupa bahwa setiap SPPG masih melayani kelompok ibu hamil, ibu menyusui, anak balita. Dan ini tidak mengenal hari libur, karena pengirimannya ke rumah masing-masing atau ke posyandu, dilakukan enam hari," ujarnya.

Sebelumnya, publik dikejutkan oleh sejumlah unggahan yang menampilkan bahan mentah dan makanan ultra-proses sebagai bagian dari menu MBG. Temuan itu memunculkan kekhawatiran akan adanya penyimpangan prosedur dalam pelaksanaan program yang menyasar perbaikan gizi bagi 82 juta jiwa hingga akhir 2025 tersebut.

Untuk mencegah penyelewengan serupa, BGN menyebut telah menyiapkan sistem pengawasan berlapis dan terus memperkuat pelatihan serta pemantauan di tingkat SPPG. Dengan tegas, Dadan mengimbau seluruh pengelola layanan MBG tetap berpegang pada pedoman resmi agar tujuan program dapat tercapai tanpa penyimpangan.

(Sumbe: Antara)

x|close