A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Menbud Fadli Zon Juluki Taufiq Ismail sebagai Bapak Sastra Indonesia - Ntvnews.id

Menbud Fadli Zon Juluki Taufiq Ismail sebagai Bapak Sastra Indonesia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 25 Jun 2025, 17:36
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Penulis & Editor
Bagikan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon di acara Peringatan Hari Sastra ke-12 dan Peluncuran Buku 90 Tahun Taufiq Ismail di gedung Kementerian Kebudayaan Jakarta, Rabu, 25 Juni 2025. Menteri Kebudayaan Fadli Zon di acara Peringatan Hari Sastra ke-12 dan Peluncuran Buku 90 Tahun Taufiq Ismail di gedung Kementerian Kebudayaan Jakarta, Rabu, 25 Juni 2025. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut Taufiq Ismail sebagai Bapak Sastra Indonesia, mengingat peran besarnya dalam dunia sastra dan budaya nasional sejak era 1950-an. Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara Peringatan Hari Sastra ke-12 sekaligus peluncuran buku “90 Tahun Taufiq Ismail” di Gedung Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Rabu, 25 Juni 2025.

“Kalau H.B. Jassin itu seringkali mendapat julukan Paus Sastra Indonesia, menurut saya Taufiq Ismail adalah Bapak Sastra Indonesia,” ujar Fadli.

Ia menilai Taufiq merupakan sosok penyair organik yang terus terlibat dalam dinamika budaya, sosial, dan politik Indonesia. Puisi-puisinya yang mengangkat isu sosial, tirani, agama, alam, hingga kemanusiaan, disebutnya tetap relevan lintas zaman.

Fadli juga menyoroti peran Taufiq dalam mendirikan majalah sastra Horizon bersama sejumlah tokoh seperti Mochtar Lubis, PK Ojong, Zaini, dan Arief Budiman pada tahun 1966. Selain itu, Taufiq aktif mengajak para sastrawan berbicara di sekolah-sekolah guna mendorong generasi muda menjadi penulis, penyair, serta pencinta buku, terutama sastra.

Baca Juga: Fadli Zon Tegaskan Pernyataannya Soal Perkosaan Massal 1998 Merupakan Pendapat Pribadi

“Jadi luar biasa dedikasi pengabdian beliau untuk sastra dan budaya Indonesia, sebagai seorang penyair yang melintasi banyak zaman Taufiq Ismail telah mendedikasikan hidup bagi kemajuan sastra Indonesia, waktu, tenaga, pikiran, tak pernah lepas dari sastra dan budaya,” kata Fadli.

Ia juga memberikan apresiasi terhadap keberadaan Rumah Puisi Taufiq Ismail di Aie Angek, Tanah Datar, Sumatera Barat, yang telah berkembang menjadi Museum Sastra Indonesia. Museum tersebut menampilkan karya-karya Taufiq serta sastrawan Indonesia lainnya, sebagai bentuk nyata dedikasinya dalam melestarikan warisan budaya bangsa melalui puisi.

Buku yang diluncurkan dalam perayaan tersebut berjudul Mengakar ke Bumi dan Menggapai ke Langit, diterbitkan dalam enam jilid. Judul tersebut diambil dari antologi puisi Taufiq Ismail dan mencerminkan keseimbangan antara akar yang kuat pada nilai-nilai tradisi dan realitas kehidupan, serta semangat untuk bermimpi dan berinovasi.

“Frasa ini juga sebagai aspirasi untuk bermimpi tinggi, berinovasi meneruskan warisan budaya ke ranah yang lebih luas dan mendorong perubahan yang positif sebagai bagian penting dari ekosistem budaya ke depannya," katanya.

Baca Juga: Menbud Fadli Zon: Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Sudah Rampung 70 Persen

Ia juga menegaskan bahwa pemerintah melalui Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2017 berkomitmen memberi ruang yang luas bagi sastra untuk berkembang. Salah satunya melalui pembentukan laboratorium penerjemah sastra agar karya-karya Indonesia dapat diakses oleh pembaca internasional.

Tak hanya itu, kementeriannya juga mendukung penguatan ekosistem sastra lewat berbagai program seperti laboratorium promotor sastra, festival dan komunitas sastra, manajemen talenta nasional, serta pengembangan sastra berbasis kekayaan intelektual dan promosi global.

“Ini merupakan pengayaan bagi medium dan ekspresi serta internasionalisasi karya, diharapkan sastra kita tumbuh dengan masif dan merata hingga ke pelosok dan juga sastra menjadi sarana konkret untuk memperkuat jati diri bangsa,” tutup Fadli.

(Sumber: Antara)

x|close