Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Kehutanan menyampaikan belasungkawa atas wafatnya pendaki asal Brasil berinisial JDSP yang terjatuh ke jurang saat mendaki menuju puncak Gunung Rinjani.
"Atas nama Kementerian Kehutanan kami menyampaikan belasungkawa dan duka cita yang mendalam atas meninggalnya JDSP, pendaki asal Brasil. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh tim gabungan yang telah bekerja keras di lapangan," ujar Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko, di Jakarta, Kamis, 26 Juni 2025.
JDSP ditemukan telah meninggal dunia di dasar jurang sedalam sekitar 600 meter. Proses evakuasi dilakukan oleh tim SAR gabungan dengan membawa jenazah menuju Pelawangan, titik aman terdekat dari lokasi kejadian, sebelum akhirnya dibawa ke arah Sembalun.
Upaya evakuasi dilakukan secara menyeluruh dengan berbagai metode, termasuk teknik vertikal turun tebing dan penggunaan helikopter. Namun demikian, tim di lapangan menghadapi sejumlah hambatan seperti kondisi cuaca yang buruk dan medan yang ekstrem.
"Meski sempat mengalami kendala karena cuaca dan kondisi medan yang sulit, namun proses evakuasi dilakukan secara maksimal dan Alhamdulillah proses evakuasi akhirnya selesai dilakukan," tutur Satyawan.
Menurut laporan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Yarman, jenazah JDSP berhasil diangkat dari dasar jurang pada Rabu, 25 Juni 2025, pukul 13.51 WITA. Setelah itu, jenazah dibawa ke Resort Sembalun untuk diserahkan kepada keluarga, sebelum akhirnya dibawa ke RS Bhayangkara Polda NTB.
Sebagai respons atas insiden ini, Satyawan mengimbau seluruh pendaki agar selalu mengutamakan keamanan saat mendaki gunung serta memastikan perlengkapan yang digunakan telah sesuai standar keselamatan. Ia juga menegaskan bahwa Kemenhut akan terus memperbaiki infrastruktur pendakian guna meminimalkan risiko di masa mendatang.
"Kepada para pendaki mohon untuk berhati-hati dalam mendaki, utamakan keselamatan, safety first," ujar Satyawan.