Ntvnews.id, Ankara - Seorang kartunis dari majalah satir Leman ditahan oleh kepolisian Turki pada Senin, 20 Juni 2025 menyusul kontroversi atas sebuah karikatur yang dianggap menggambarkan Nabi Muhammad.
Dilansir dari Anadolu, Rabu, 2 Juli 2025, kantor jaksa agung Turki menyebut telah memulai penyelidikan terhadap karikatur yang dipublikasikan pada 26 Juni oleh majalah tersebut, karena dianggap “secara jelas merendahkan nilai-nilai keagamaan.”
"Surat perintah penangkapan telah dikeluarkan terhadap mereka yang terlibat," demikian pernyataan dari kejaksaan. Surat perintah itu juga mencakup pemimpin redaksi dan manajer editorial Leman.
Menteri Kehakiman Turki, Yilmaz Tunc, sebelumnya menyatakan bahwa karikatur yang diduga menggambarkan Nabi Muhammad adalah bentuk penghinaan terhadap nilai-nilai agama dan kerukunan sosial.
Baca Juga: Kemlu: Selebgram WNI yang Ditahan di Myanmar Divonis 7 Tahun Penjara
Ilustrasi yang telah beredar di media sosial memperlihatkan sosok yang tampak seperti Nabi Muhammad dan Nabi Musa sedang berjabat tangan di udara, sementara sebuah kota terlihat dihantam misil di latar belakang.
"Tidak ada bentuk kebebasan yang dapat membenarkan penghinaan terhadap simbol-simbol suci agama dengan cara yang menjijikkan," tulis Menteri Tunc dalam pernyataannya.
Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, mengonfirmasi penahanan terhadap kartunis tersebut dan membagikan sebuah video yang menunjukkan sosok itu dalam keadaan diborgol di tangga sebuah gedung.
“Individu bernama D.P., yang membuat gambar hina ini, telah ditangkap dan kini ditahan,” tulis Yerlikaya, menyebut inisial kartunis. “Mereka yang berani berbuat seperti ini akan dimintai pertanggungjawaban secara hukum,” lanjutnya.
Walaupun sistem hukum Turki bersifat sekuler sejak penghapusan hukum Islam pada 1920-an, peraturan di negara tersebut masih memungkinkan hukuman penjara hingga satu tahun bagi siapa pun yang “secara terbuka menghina nilai-nilai agama masyarakat.”
Baca Juga: Pengacara Ronald Tannur Divonis 11 Tahun Penjara
Sementara itu, media Turki melaporkan bahwa sejumlah demonstran berkumpul di depan kantor Leman di Istanbul setelah karikatur itu menyebar luas secara daring.
Menanggapi hal tersebut, Leman menyampaikan permintaan maaf melalui media sosial atas kesalahpahaman yang timbul, dan menyatakan bahwa karya tersebut telah ditafsirkan secara keliru.
Menurut penjelasan mereka, sang kartunis sebenarnya ingin menggambarkan “penderitaan seorang pria muslim yang meninggal akibat serangan Israel,” dan sama sekali tidak bertujuan menghina agama Islam.
“Nama Muhammad adalah salah satu nama yang paling sering digunakan oleh umat Islam sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi. Kartun itu tidak bermaksud menggambarkan Nabi Muhammad maupun merendahkan nilai agama,” jelas pihak redaksi, sembari menuduh sejumlah tafsir terhadap gambar itu sebagai bentuk kesengajaan yang bermuatan jahat.