Jenazah Juliana Marins Siap Diautopsi Ulang di Brasil

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Jul 2025, 08:30
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani. Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani. (Instagram)

Ntvnews.id, Brasilia - Jenazah Juliana Marins, wisatawan asal Brasil yang meninggal dunia akibat terjatuh di Gunung Rinjani, telah tiba kembali di negaranya. Jenazah tersebut dijadwalkan untuk menjalani autopsi ulang.

jenazah Juliana tiba di Bandara Internasional Guarulhos, Sao Paulo, Rabu, 3 Juli 2025, sekitar pukul 17.10 waktu setempat, sebelum kemudian diterbangkan oleh Angkatan Udara Brasil ke Rio de Janeiro.

Setibanya di Rio, jenazah dibawa ke Institut Medis Forensik Afranio Peixoto (IMLAP) untuk menjalani pemeriksaan lanjutan selama enam jam. Proses ini dilakukan dengan pengawasan langsung dari pihak keluarga serta aparat kepolisian Brasil.

Autopsi ulang dilakukan atas permintaan keluarga, yang mencurigai adanya kemungkinan kelalaian dalam proses penyelamatan oleh tim SAR Indonesia. Untuk itu, keluarga telah meminta dukungan dari Kantor Pembela Umum (DPU), yang kemudian mengajukan permohonan ke Pengadilan Federal.

Baca Juga: Pemerintah Brasil Ancam Bawa Kematian Juliana di Rinjani ke Jalur Hukum

"Sertifikat kematian yang dikeluarkan Kedutaan Besar Brasil di Jakarta berdasarkan autopsi yang dilakukan pihak berwenang Indonesia, tetapi tak memberi informasi konklusif soal waktu kematian yang tepat," demikian pernyataan dari DPU sebagaimana dikutip oleh media lokal Brasil, O Globo.

Pengacara Taísa Bittencourt menekankan pentingnya autopsi ulang untuk memperoleh bukti yang dapat mengungkap fakta, apabila benar ada unsur kelalaian dalam penanganan insiden tersebut.

Kantor Jaksa Agung (AGU), DPU, serta pemerintah negara bagian Rio de Janeiro telah menyepakati bahwa autopsi akan dilakukan pada Rabu, 2 Juli 2025, di Institut Medis Hukum Afrânio Peixoto.

Bittencourt menambahkan bahwa hasil dari pemeriksaan ini akan menjadi dasar pengambilan langkah hukum lebih lanjut. Jika ditemukan bukti kelalaian, pemerintah Brasil akan mempertimbangkan untuk membuka penyelidikan internasional atas kematian Juliana Marins.

"Kami menunggu laporan dari pihak Indonesia dan setelah laporan ini sampai di kami, kami akan menentukan langkah-langkah selanjutnya. Autopsi ini atas permintaan keluarga," ujarnya.

Baca JugaDebat Panas Netizen Brasil-Indonesia Usai Pendaki Juliana Marins Tewas di Jurang Rinjani

Juliana dilaporkan terjatuh ke jurang saat mendaki Gunung Rinjani pada 21 Juni sekitar pukul 06.30 WITA. Jenazahnya baru ditemukan oleh tim SAR gabungan pada 23 Juni pukul 07.05 WITA.

Pada 24 Juni, tim berhasil mencapai titik lokasi korban di kedalaman sekitar 600 meter. Proses evakuasi baru berhasil dilakukan pada 25 Juni dengan metode pengangkatan manual dari jurang.

Dr. Ida Bagus Putu Alit, dokter spesialis forensik dari RS Bali Mandara, menyatakan bahwa hasil autopsi menunjukkan Juliana meninggal sekitar 20 menit setelah terjatuh.

Alit menjelaskan bahwa kematian disebabkan oleh benturan keras, bukan karena hipotermia, dengan luka terparah terdapat di area dada akibat hantaman benda tumpul.

Dugaan sementara menyatakan bahwa Juliana mengalami dua kali jatuh. Ia pertama kali terjatuh pada hari kejadian, dan kemungkinan besar mengalami jatuh kedua pada keesokan harinya.

Hipotesis utama menyebutkan bahwa salah satu dari insiden jatuh tersebut menyebabkan luka fatal yang berujung pada kematiannya. Berdasarkan analisis forensik, Juliana diperkirakan meninggal antara 24 hingga 25 Juni.

x|close