Diajukan Trump, DPR AS Sahkan RUU One Big Beautiful Bill

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Jul 2025, 14:22
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat. Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat. (Antara)

Ntvnews.id, Washington DC - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat pada Kamis, 3 Juli 2025 mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) One Big Beautiful Bill yang diajukan Presiden Donald Trump, dengan hasil suara 218 mendukung dan 214 menolak.

Dilansir dari Reuters, Jumat, 4 Juli 2025, RUU tersebut dijadwalkan untuk ditandatangani oleh Presiden Trump sebelum batas waktu 4 Juli, sesuai tenggat yang telah ia tetapkan. Dua anggota Partai Republik, Thomas Massie dari Kentucky dan Brian Fitzpatrick dari Pennsylvania, tercatat menolak RUU tersebut.

DPR sebelumnya telah menyetujui versi awal RUU itu pada Mei lalu dan menyerahkannya ke Senat. Setelah melalui sejumlah perubahan di tingkat Senat, RUU akhirnya disetujui dalam pemungutan suara yang berlangsung ketat, di mana Wakil Presiden JD Vance menggunakan hak suaranya untuk mengakhiri kebuntuan pada Selasa, 1 Juli 2025.

Baca Juga: Putin dan Trump akan Buka Pembicaraan Lewat Telepon

Isi dari RUU ini mencakup pemangkasan pajak serta peningkatan anggaran untuk sektor militer dan keamanan perbatasan. Namun, kontroversi muncul karena kebijakan ini juga diprediksi akan menambah utang nasional sebesar US$3,3 triliun atau Rp53,4 kuadriliun dan berpotensi menghilangkan akses jutaan warga terhadap program Medicaid serta bantuan pangan food stamp.

Ini menjadi tonggak legislatif besar pertama dalam masa jabatan kedua Presiden Trump. Di kalangan Partai Republik sendiri, muncul perpecahan pandangan mengenai RUU ini. Meski demikian, tekanan dari Trump dan para pendukungnya di Capitol Hill berhasil mendorong cukup banyak anggota partai untuk mendukung pengesahan RUU tersebut.

Ketua DPR AS Mike Johnson menyampaikan pernyataan usai proses pengesahan, menyatakan bahwa RUU ini menjadi langkah awal untuk melakukan perbaikan menyeluruh terhadap kebijakan publik.

"Semuanya adalah bencana mutlak di bawah rezim Biden-Harris, radikal, sadar, dan progresif dari Partai Demokrat, dan kami melakukan upaya terbaik yang bisa kami lakukan, dalam satu RUU yang besar dan indah, untuk memperbaiki sebanyak hal mungkin yang kami bisa," kata Johnson.

Baca Juga: Hubungan Makin Buruk, Trump Ancam Deportasi Elon Musk

Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyambut baik lolosnya RUU ini dan menyebut bahwa "One Big, Beautiful Bill (yang diajukan oleh) Presiden Trump mewujudkan agenda yang masuk akal yang dipilih oleh hampir 80 juta warga Amerika, pemotongan pajak kelas menengah terbesar dalam sejarah, keamanan perbatasan yang permanen, pendanaan militer yang masif, dan memulihkan kewarasan fiskal."

Ia menambahkan bahwa kebijakan-kebijakan propertumbuhan dalam legislasi ini diharapkan memicu lonjakan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Presiden Trump menantikan penandatanganan One Big, Beautiful Bill menjadi undang-undang untuk secara resmi memasuki Zaman Keemasan Amerika," ujarnya.

Upacara penandatanganan RUU tersebut dijadwalkan berlangsung di Gedung Putih pada Jumat, 4 Juli 2025 pukul 17.00 waktu setempat atau Sabtu, Juli pukul 04.00 WIB, bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan AS.

Dalam situs resminya, Gedung Putih menyatakan bahwa "Saat ini, pemotongan pajak kelas menengah terbesar dalam sejarah Amerika, dan masih banyak lagi, sedang menuju meja Presiden Trump."

Gedung Putih juga menambahkan bahwa meskipun Partai Demokrat berulang kali berusaha menghalangi kebijakan-kebijakan tersebut seperti keringanan pajak, peningkatan keamanan perbatasan, peningkatan upah, Child Tax Credit yang diperluas, dan berbagai penghapusan pajak lainnya Presiden Trump dan Partai Republik terus berjuang dan menang demi kepentingan rakyat Amerika.

x|close