PM Israel dan Trump Klaim Sepakat dengan Negara yang Bakal Relokasi Warga Gaza

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Jul 2025, 06:45
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (Foto: Reuters) Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (Foto: Reuters)

Ntvnews.id, Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan bahwa pembicaraan dengan Iran telah dijadwalkan oleh Washington.

Dilansir dari NY Times, Rabu, 9 Juli 2025, hal tersebut diungkapkannya saat menjamu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Gedung Putih pada Senin, 7 Juli 2024. Trump juga mengisyaratkan perkembangan dalam rencana kontroversial terkait pemindahan warga Palestina dari Gaza.

Saat berbicara kepada media dalam jamuan makan malam yang mempertemukan pejabat AS dan Israel, Netanyahu menyampaikan bahwa AS dan Israel sedang bekerja sama dengan negara-negara lain yang berpotensi memberikan warga Palestina "masa depan yang lebih baik." Ini menjadi indikasi bahwa sebagian penduduk Gaza mungkin akan direlokasi ke negara-negara tetangga.

"Jika orang ingin tinggal, mereka dapat tinggal, tetapi jika mereka ingin pergi, mereka harus dapat pergi," kata Netanyahu, sebagaimana dilaporkan The New York Times pada Selasa, 8 Juli 2025.

Baca Juga: Perang Israel vs Iran, Pasca Amerika Serikut Ikut Campur

Netanyahu mengklaim bahwa pihaknya bersama AS sedang menjalin kerja sama intensif untuk menemukan negara-negara yang bersedia mewujudkan janji lama tersebut, yaitu memberikan kehidupan yang lebih baik bagi warga Palestina. “Saya pikir kami hampir menemukan beberapa negara,” ujarnya.

Ketika ditanya tentang gagasan relokasi, Trump sempat enggan merespons secara langsung, namun menyatakan bahwa negara-negara di sekitar Israel memberikan dukungan. "Kami telah mendapatkan kerja sama yang hebat dari negara-negara sekitar, kerja sama yang hebat dari setiap negara. Jadi sesuatu yang baik akan terjadi," kata Trump.

Di awal tahun ini, Trump sempat mengusulkan relokasi warga Palestina serta pengambilalihan Jalur Gaza, dengan tujuan mengubah wilayah tersebut menjadi “Riviera Timur Tengah.” Namun, banyak warga Gaza menolak usulan itu dan menyatakan tidak akan meninggalkan tanah mereka. Organisasi HAM mengkritik proposal tersebut sebagai bentuk pembersihan etnis.

Pertemuan antara Trump dan Netanyahu berlangsung selama beberapa jam di Washington. Sementara itu, delegasi Israel terus menjalankan negosiasi tidak langsung dengan Hamas untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi AS serta pembebasan sandera. Pada malam harinya, Netanyahu kembali ke Blair House dan dijadwalkan bertemu Wakil Presiden JD Vance.

Baca Juga: Rosan Cerita Didatangi Manajemen New Balance saat Lagi di Amerika Serikat, Bahas Ini

Kunjungan Netanyahu dilakukan setelah Trump menyatakan, pada malam sebelum pertemuan itu, bahwa kesepakatan bisa tercapai dalam minggu tersebut. Netanyahu sebelumnya mengatakan bahwa pertemuannya dengan Trump dapat membantu mempercepat kemajuan dalam negosiasi di Qatar antara Israel dan kelompok Hamas.

Pertemuan ini menjadi yang ketiga kalinya secara langsung antara Trump dan Netanyahu sejak Trump kembali menjabat pada Januari. Momen ini terjadi hanya dua minggu setelah AS memerintahkan serangan udara ke situs nuklir Iran sebagai dukungan terhadap operasi militer Israel. Trump kemudian berperan dalam perundingan gencatan senjata selama konflik Israel-Iran yang berlangsung 12 hari.

Trump mengonfirmasi bahwa pemerintahannya akan segera bertemu dengan Iran. "Kami telah menjadwalkan pembicaraan dengan Iran, dan mereka ingin berbicara. Mereka mendapat pukulan telak," ucapnya.

Steve Witkoff, utusan khusus Trump untuk Timur Tengah, menyebutkan bahwa pembicaraan itu kemungkinan dilangsungkan pekan depan. Trump sendiri menyatakan keinginannya untuk mencabut sanksi terhadap Iran di waktu yang tepat. "Saya ingin sekali bisa, pada waktu yang tepat, mencabut sanksi tersebut," katanya.

Sementara itu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, dalam sebuah wawancara yang dirilis Senin, menyatakan keyakinannya bahwa Iran dan AS dapat menyelesaikan perbedaan mereka melalui dialog.

Trump dan para penasihatnya tampaknya tengah memanfaatkan situasi melemahnya posisi Iran — yang diketahui mendukung Hamas untuk mendorong penyelesaian konflik berkepanjangan di Gaza yang telah berlangsung selama 21 bulan.

Dalam pertemuan yang lebih bersifat informal, kedua pemimpin bersama penasihat utama mereka menggelar makan malam di Ruang Biru Gedung Putih, bukan di Ruang Oval yang lazim digunakan untuk menjamu tamu negara secara resmi.

x|close