AS dan Iran Bakal Lakukan Dialog, Apa yang Terjadi?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Jul 2025, 06:30
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat. Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat. (Antara)

Ntvnews.id, Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan pada Senin, 7 Juli 2025, bahwa Washington dan Teheran telah sepakat untuk mengadakan pertemuan guna meredakan ketegangan dan konflik bersenjata antara Iran dan Israel, yang sebelumnya telah memicu aksi militer dari pihak AS.

“Kami telah menjadwalkan pembicaraan dengan Iran, dan mereka ingin berbicara,” ujar Trump saat berbicara di Gedung Putih bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

“Jika kami bisa menyusun sesuatu dalam bentuk kesepakatan tertulis, itu akan sangat baik. Tapi mari kita lihat bagaimana hasilnya,” lanjutnya.

Mengutip laporan Anadolu Agency pada Selasa, 8 Juli 2025, Steve Witkoff selaku Utusan Timur Tengah dari Gedung Putih menyebutkan bahwa dialog antara delegasi Amerika dan Iran kemungkinan akan berlangsung dalam waktu satu minggu, atau bahkan lebih cepat.

Baca Juga: Istana Sebut Trump Beri Peluang Indonesia untu Nego Tarif Sebelum Agustus

Trump tidak membeberkan secara rinci apa yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut. Namun ketika ditanya terkait kemungkinan adanya tindakan militer tambahan terhadap Iran, Trump mengatakan:

“Saya harap kami tidak perlu melakukan itu. Saya tidak bisa membayangkan ingin melakukan itu. Dan saya rasa mereka juga tidak ingin hal itu terjadi,” katanya. “Mereka ingin bertemu. Mereka ingin menyelesaikan sesuatu.”

Sebelumnya, pada 13 Juni, Israel meluncurkan serangan udara besar terhadap sejumlah fasilitas militer, instalasi nuklir, dan infrastruktur sipil di wilayah Iran. Akibat meningkatnya eskalasi tersebut, dialog putaran keenam antara AS dan Iran yang dijadwalkan berlangsung pada 15 Juni dibatalkan.

Sebagai reaksi, pada 22 Juni, militer AS menggempur situs nuklir Iran di Fordow dan Natanz dengan 14 bom bunker-buster GBU-57 yang dijatuhkan dari pesawat B-2, disertai peluncuran puluhan rudal jelajah Tomahawk ke fasilitas nuklir di Isfahan.

Baca Juga: Netanyahu Nominasikan Trump Sebagai Penerima Hadiah Nobel Perdamaian

Konflik bersenjata antara kedua negara berlangsung selama 12 hari, hingga akhirnya dicapai kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat dan mulai berlaku sejak 24 Juni.

Trump juga menyatakan keterbukaannya untuk mencabut sanksi ekonomi terhadap Iran apabila kondisi memungkinkan.

“Saya ingin bisa mencabut sanksi itu, di saat yang tepat, dan memberi mereka kesempatan untuk membangun kembali secara damai,” ujar Trump. “Saya ingin melihat Iran membangun dirinya, bukan terus berteriak 'Mati untuk Amerika' atau 'Mati untuk Israel' sebagaimana yang mereka lakukan dulu.”

Ia menambahkan bahwa Iran saat ini sudah menjadi negara yang “sangat berbeda” dibanding dua minggu sebelumnya, dan menyampaikan optimismenya terhadap arah pembicaraan ke depan.

Dalam kesempatan itu, Trump juga mengumumkan bahwa AS telah mencabut sanksi terhadap Suriah atas permintaan dari beberapa negara di kawasan Timur Tengah.

“Kami mencabut sanksi terhadap Suriah karena kami ingin memberi mereka kesempatan,” ujar Trump, meskipun ia tidak memberikan rincian mengenai sanksi apa yang telah dicabut.

x|close