Ntvnews.id, Jakarta - Deputi Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko, menjelaskan bahwa operasi modifikasi cuaca yang tengah berlangsung dilakukan menyusul kejadian banjir dan cuaca ekstrem akibat fenomena atmosfer yang aktif di kawasan selatan Indonesia, termasuk Pulau Jawa dan Bali. Hal ini disampaikan Tri saat memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis, 10 Juli 2025.
“Pak BNPB, Pak AM, Pak Direktur dari BNPB dan BMKG. Seperti disampaikan Pak AM tadi, kita melakukan operasi ini tentu atas kejadian-kejadian yang terjadi akibat fenomena-fenomena atmosfer,” kata Tri.
Baca Juga: BNPB Tambah Pesawat untuk Modifikasi Cuaca, Fokus Tekan Risiko Hujan Konfliktif
“Ibu Kepala BMKG berulang kali menjelaskan ke media, ke publik bahwa aktifnya beberapa gelombang atmosfer tropis itu memicu curah hujan tinggi di Indonesia bagian selatan, di Jawa, di Bali dan beberapa wilayah. Banjir yang terjadi kemarin adalah akibat itu dan kita tentu saja berkoordinasi dengan BNPB untuk melakukan operasi modifikasi cuaca.” tambahnya.
Operasi ini, lanjut Tri, merupakan hasil sinergi dengan BNPB, di mana seluruh biaya ditanggung oleh BNPB, sementara BMKG berperan dalam memberikan rekomendasi teknis dan pengawasan pelaksanaan.
“Bahwa keseluruhan biaya operasi itu ada di BNPB dan kami BMKG memberikan rekomendasi pengawasan dan asistensi agar operasi bisa berjalan secara efektif dan efisien,” ujarnya.
Baca Juga: BNPB Ungkap Pemerintah Bakal Berangkatkan 2 Pesawat ke Myanmar Berisi Delegasi Hingga Logistik
Ia menyebut hingga hari ini telah dilakukan 18 sorti penerbangan dengan dua metode utama. “Sudah 18 sorti kita lakukan, baik menggunakan NACL untuk mencegat awan-awan supaya hujan di laut tidak hujan di darat maupun menggunakan CAO untuk mengganggu pertumbuhan awan sehingga kalaupun hujan di daratan tidak terlalu besar,” jelasnya.
Tri menyatakan hasilnya cukup signifikan. “Dan hasilnya secara kualitatif kita lihat terjadi pengurangan curah hujan yang sangat signifikan karena kita beroperasi 24 jam, teman-teman di Posko itu 24 jam di situ. Begitu ada potensi yang mengancam maka kita melakukan operasi.”