Di Dialog Peradaban Global Beijing, Megawati Serukan Budaya Damai

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Jul 2025, 08:44
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Megawati Soekarnoputri Megawati Soekarnoputri (Antara)

Ntvnews.id, Beijing - Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, mengajak dunia untuk membangun sebuah budaya baru yang berlandaskan pada nilai-nilai keadaban, saat dirinya tampil sebagai pembicara utama dalam forum Dialog Peradaban Global yang digelar di Beijing, Tiongkok.

"Kita bisa memulai budaya baru: budaya perdamaian yang berakar pada keadaban, bukan kekuatan politik dan senjata," ujar Megawati di Wisma Negara Diaoyutai, Beijing, Kamis, 10 Juli 2025.

Acara Dialog Peradaban Global yang mengusung tema "Menjaga Keberagaman Peradaban Manusia demi Perdamaian dan Pembangunan Dunia" ini diselenggarakan oleh Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (PKC), dan diikuti oleh sekitar 600 delegasi dari 144 negara.

Megawati mendapatkan kehormatan sebagai pembicara pertama dalam sesi pleno, disusul oleh tokoh-tokoh dunia lainnya seperti mantan Presiden Namibia Nangolo Mbumba, mantan Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama, dan mantan Perdana Menteri Belgia Yves Leterme.

Baca Juga: Prasetyo Hadi Ungkap Pesan Megawati untuk Presiden Prabowo

Menurut Megawati, forum ini tidak hanya merupakan ajang diskusi antar pemimpin negara, namun juga sebagai bentuk seruan moral bagi siapa pun yang menginginkan terciptanya tatanan dunia yang menjunjung keadilan dan nilai-nilai kemanusiaan.

"Pertemuan ini adalah ruang untuk mengingat kembali memori kolekif kita sebagai bangsa-bangsa yang pernah menjadi penyintas puing-puing penjajahan serta memimpikan dunia yang lebih adil, lebih damai, dan lebih beradab," tambah Megawati.

Ia juga menekankan pentingnya membangun peradaban dunia yang berkeadilan dan penuh perdamaian, demi generasi manusia di masa depan.

Megawati menyampaikan bahwa tahun ini menandai tujuh dekade sejak berlangsungnya Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955, yang mempertemukan negara-negara Asia dan Afrika dalam semangat kemerdekaan dan solidaritas.

"Saya pribadi mengenang momen itu bukan semata dari lembaran buku sejarah, tetapi sebagai kisah yang hidup dalam ingatan dan nilai-nilai yang diwariskan kepada saya sejak berusia remaja, oleh ayah saya, Bung Karno, Proklamator Kemerdekaan dan Presiden Pertama Republik Indonesia," lanjut Megawati.

Baca Juga: Tambang Nikel di Raja Ampat Ternyata Sejak Zaman Belanda: Didukung Soeharto-Megawati

Ia menegaskan bahwa KAA tidak hanya merupakan bagian dari sejarah Indonesia, tetapi juga turut membentuk arah perkembangan peradaban dunia hingga kini.

Sebelum menyampaikan pidato dalam pleno, Megawati juga melakukan pertemuan dengan Liu Jianchao, Menteri Departemen Hubungan Internasional Komite Sentral PKC (IDCPC), di kantor IDCPC, Beijing.

Forum Global Civilizations Dialogue merupakan gagasan dari pemerintah Tiongkok dan Partai Komunis Tiongkok, yang turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting seperti Cai Qi, Anggota Politbiro PKC sekaligus Kepala Staf Kepresidenan, serta Li Shulei, Anggota Politbiro PKC dan Kepala Departemen Publikasi PKC.

Megawati hadir bersama sejumlah delegasi dari Indonesia, termasuk dua petinggi PDI Perjuangan, Ahmad Basarah dan Olly Dondokambey, anggota Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Darmansjah Djumala, Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun, serta pakar pertahanan Connie Rahakundini Bakrie.

x|close