Megawati Kenalkan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika di Beijing

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Jul 2025, 06:41
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Megawati Soekarnoputri Megawati Soekarnoputri (Antara)

Ntvnews.id, Beijing - Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, memaparkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam sebuah forum peradaban internasional di Beijing.

"Untuk membangun dunia baru, Presiden Soekarno saat itu menawarkan falsafah Pancasila. Pancasila bukan hanya doktrin nasional untuk bangsa Indonesia, tetapi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat digunakan sebagai kerangka etik global," ujar Megawati dalam pidatonya di Wisma Negara Diaoyutai, Beijing, Kamis, 10 Juli 2025.

Megawati tampil sebagai pembicara pertama dalam sesi pleno Dialog Peradaban Global yang mengusung tema "Menjaga Keberagaman Peradaban Manusia demi Perdamaian dan Pembangunan Dunia". Acara tersebut diselenggarakan oleh Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (PKC) dan dihadiri sekitar 600 peserta dari 144 negara.

Dalam pidatonya, Megawati juga mengangkat kembali pidato Presiden Soekarno pada Sidang Umum PBB tahun 1960 yang bertajuk "To Build the World A New", yang kini telah tercatat sebagai bagian dari Memory of The World oleh UNESCO.

Baca Juga: Tambang Nikel di Raja Ampat Ternyata Sejak Zaman Belanda: Didukung Soeharto-Megawati

"Dalam pidato tersebut, Presiden Soekarno menyampaikan dengan lantang bahwa dunia lama yang dibangun di atas kapitalisme yang eksploitatif, kolonialisme dan imperialisme harus digantikan dengan tata dunia baru," ungkap Megawati.

Konsep dunia baru yang dimaksud oleh Bung Karno, lanjut Megawati, adalah dunia yang berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan, bukan kekuatan militer.

"Dunia yang bukan ditentukan oleh siapa yang paling kuat, tetapi oleh siapa yang paling beradab. Dunia di mana hubungan antarbangsa tidak ditentukan oleh 'yang menang menulis sejarah' tetapi oleh semangat kerja sama antarperadaban," tambahnya.

Dalam forum tersebut, Megawati menjelaskan lima sila dalam Pancasila sebagai prinsip etik universal: Ketuhanan sebagai dasar spiritual manusia, Kemanusiaan yang menolak diskriminasi dan kekerasan, Persatuan yang mendukung solidaritas global, Musyawarah sebagai bentuk partisipasi, dan Keadilan Sosial sebagai tujuan kesejahteraan bersama.

"Presiden Soekarno percaya bahwa jika kita ingin menyelamatkan dunia dari kehancuran, maka kita harus menyusun ulang tata dunia baru ini dari dasar atau fundamen, bukan hanya menambalnya, dan fundamen itu, bagi bangsa kami, adalah Pancasila yang nilai-nilainya juga bersifat universal," jelas Megawati.

 Temui Megawati, Dasco Ngaku Sampaikan Pesan Rahasia dari Prabowo

Di samping Pancasila, Megawati juga memperkenalkan konsep Bhinneka Tunggal Ika sebagai filosofi persatuan dalam keberagaman.

"Kami juga meyakini dengan prinsip gotong royong, kita bisa mencari solusi bersama berbagai kompleksitas persoalan dunia dan mengangkat martabat seluruh umat manusia di muka bumi ini tanpa diskriminasi," tambahnya.

Dalam pidato pembukaan yang dibacakan oleh Li Shulei, anggota Politbiro PKC dan Kepala Departemen Publikasi PKC, Presiden Xi Jinping menekankan pentingnya keberagaman peradaban sebagai karakter mendasar dunia.

"Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan peradaban dan perkembangan umat manusia tidak dapat dipisahkan dari pertukaran dan saling belajar antarperadaban. Saat ini, situasi internasional diwarnai oleh berbagai perubahan dan ketidakstabilan, dan umat manusia berada di persimpangan jalan baru," tutur Li Shulei.

Ia menambahkan bahwa diperlukan upaya pertukaran dan dialog lintas peradaban untuk menjembatani perbedaan dan mengatasi konflik budaya.

"China bersedia bekerja sama dengan negara-negara lain untuk menjunjung tinggi pandangan peradaban yang setara, saling belajar, berdialog, dan inklusif, menjalankan Inisiatif Peradaban Global, serta mendorong terbentuknya jaringan dialog dan kerja sama peradaban global," tambahnya.

Presiden Xi melalui pernyataannya juga mengajak seluruh perwakilan negara yang hadir untuk membangun saling pengertian dan memperkuat kerja sama global demi menciptakan harmoni dan hidup berdampingan di antara peradaban yang beragam.

Forum Global Civilizations Dialogue, sebagai bagian dari prakarsa Partai Komunis Tiongkok, turut dihadiri oleh beberapa tokoh penting seperti Cai Qi (Sekretaris Sekretariat Komite Sentral PKC), Yin Li (Sekretaris Komite PKC Beijing), dan Li Shulei.

Megawati juga didampingi oleh para tokoh nasional seperti Ahmad Basarah dan Olly Dondokambey dari PDI Perjuangan, Darmansjah Djumala dari BPIP, Duta Besar RI Djauhari Oratmangun, serta pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie.

Sejumlah mantan pemimpin dunia juga menjadi pembicara utama, antara lain mantan Presiden Namibia Nangolo Mbumba, mantan PM Jepang Yukio Hatoyama, serta mantan PM Belgia Yves Leterme.

x|close