NATO Sebut Rusia akan Serang Eropa

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Jul 2025, 08:50
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
NATO NATO (NATO)

Ntvnews.id, Jakarta - Sekjen NATO, Mark Rutte, mengungkapkan bahwa saat ini Tiongkok dan Rusia menjadi dua ancaman utama bagi aliansi negara-negara transatlantik. Ia menegaskan bahwa NATO sedang bersiap menghadapi skenario terburuk, yakni potensi serangan besar-besaran dari Rusia ke wilayah anggota dalam beberapa tahun ke depan.

Saat memberikan keterangan pers bersama Kanselir Jerman Friedrich Merz di Berlin pada Rabu, 9 Juli 2025, Rutte menjelaskan bahwa dalam kemungkinan konflik di kawasan Indo-Pasifik, khususnya terkait Taiwan, Presiden Tiongkok Xi Jinping mungkin akan meminta bantuan Rusia untuk memicu kekacauan di Eropa.

“Xi Jinping, sebelum menyerang Taiwan, kemungkinan besar akan menelepon Moskow dan meminta Putin untuk membuat kita sibuk di Eropa,” ujar Rutte, seperti dikutip dari Anadolu, Kamis, 10 Juli 2025.

Baca Juga: Presiden Brasil Kritik NATO di KTT BRICS

Rutte menyoroti bahwa kekuatan militer Tiongkok terus berkembang pesat dan menunjukkan karakter yang semakin agresif. Ia menyebut bahwa negara tersebut kini telah melampaui Amerika Serikat dalam jumlah kapal perang aktif dan berencana menambah hingga 100 kapal lagi pada tahun 2030. Di samping itu, Tiongkok juga telah memiliki sekitar 1.000 hulu ledak nuklir.

“Ini bukan untuk parade di Beijing. Ini untuk digunakan,” kata Rutte, menggarisbawahi keyakinannya bahwa Beijing serius dalam niatnya untuk mengambil alih Taiwan.

Ia juga menyoroti kerja sama militer lintas negara yang memperparah potensi ancaman terhadap NATO. Hal ini mencakup dukungan aktif Korea Utara kepada Rusia dalam perang di Ukraina, pengiriman produk bermakna ganda dari Tiongkok ke Moskow, serta bantuan teknologi drone dari Iran untuk militer Rusia.

Baca Juga: Senator AS Cegah Trump Pakai Pesawat yang Diberi Qatar, Kenapa?

Rutte menyebut bahwa hasil analisis dan laporan intelijen mengindikasikan Rusia berpotensi memperluas serangannya ke wilayah NATO dalam kurun waktu tiga hingga tujuh tahun mendatang.

“Ini adalah prediksi dari beberapa jenderal senior Jerman. Tiga tahun itu hari ini, lima tahun minggu depan, dan tujuh tahun bulan depan,” tegasnya.

Ia pun menegaskan bahwa peningkatan anggaran pertahanan negara-negara anggota NATO bukan ditujukan untuk menyenangkan Presiden AS Donald Trump, melainkan sebagai langkah nyata menghadapi situasi yang kian berbahaya.

“Kami tidak menaikkan pengeluaran pertahanan ke 5% atau 3,5% untuk menyenangkan satu orang. Kami melakukannya karena tahu ancaman itu nyata. Ancaman terhadap AS, Kanada, dan negara-negara Eropa,” katanya.

x|close