Ntvnews.id, Tel Aviv - Pemerintah Israel menyebut bahwa peluang tercapainya gencatan senjata di Gaza, yang saat ini sedang dibahas di Qatar, bisa terjadi dalam satu hingga dua minggu mendatang. Hal ini dikatakan Tel Aviv setelah Hamas menyatakan kesediaannya membebaskan 10 warga Israel yang disandera sebagai bagian dari kesepakatan.
Dilansir dari Reuters, Jumat, 11 Juli 2025, seorang pejabat senior Israel yang tidak ingin disebutkan namanya menyatakan bahwa kesepakatan terkait gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza kemungkinan tidak akan tercapai dalam waktu singkat.
Pejabat itu memperkirakan kesepakatan antara Hamas dan Israel bisa tercapai dalam kurun waktu seminggu atau dua minggu ke depan.
Pernyataan tersebut muncul seiring dengan kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Washington DC pada pekan ini.
Baca Juga: PM Israel Tuduh Prancis-Kanada-Inggris Bantu Hamas
Lebih lanjut, pejabat senior Israel itu menyampaikan bahwa apabila kedua pihak setuju dengan usulan gencatan senjata selama 60 hari, maka Tel Aviv akan memanfaatkan periode tersebut untuk mengajukan wacana penghentian konflik secara permanen dengan syarat Hamas bersedia melucuti senjatanya.
Jika Hamas menolak syarat tersebut, maka "kami akan melanjutkan" operasi militer di Gaza, tegasnya.
Sikap tersebut disampaikan menyusul pernyataan Hamas pada Rabu, 9 Juli 2025, yang menyatakan kesiapan mereka membebaskan 10 sandera sebagai bagian dari upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Namun, Hamas juga mengungkapkan bahwa proses perundingan yang berlangsung di Qatar berjalan "sulit" karena "kekerasan hati" dari pihak Israel.
"Gerakan ini menunjukkan fleksibilitas yang dibutuhkan dan setuju untuk membebaskan 10 tahanan (sandera)," kata Hamas dalam pernyataannya, dikutip AFP.
"Meskipun negosiasi mengenai isu-isu ini masih sulit hingga saat ini karena kekerasan hati pendudukan (Israel), kami terus bekerja dengan serius dan dengan semangat positif bersama para mediator untuk mengatasi hambatan dan mengakhiri penderitaan rakyat kami, serta memastikan aspirasi mereka akan kebebasan, keamanan, dan kehidupan yang bermartabat," tegas kelompok tersebut.
Baca Juga: Hamas Bebaskan Sandera Israel dan AS
Pernyataan tersebut disampaikan setelah empat hari perundingan tidak langsung yang dimediasi oleh Qatar, dan di tengah optimisme Amerika Serikat bahwa kesepakatan gencatan senjata 60 hari bisa tercapai sebelum akhir pekan.
Utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, menyebut bahwa bagian dari kesepakatan mencakup pemulangan 10 sandera hidup yang ditahan oleh Hamas dan kelompok sekutunya di Gaza sejak serangan Oktober 2023 yang memicu perang.
Dari total 251 sandera yang dibawa ke Gaza, sebanyak 49 diyakini masih ditahan, termasuk 27 orang yang menurut militer Israel telah tewas.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengungkapkan keyakinannya bahwa kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza “dapat dicapai”, meskipun belum ada kemajuan besar dalam proses negosiasi.
"Jika gencatan senjata sementara tercapai, kami akan merundingkan gencatan senjata permanen," ucapnya dalam pidato di Bratislava, ibu kota Slovakia.