Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif impor tambahan sebesar 50 persen terhadap Brasil. Ancaman itu muncul setelah negara Amerika Selatan tersebut menjadi tuan rumah pertemuan puncak kelompok BRICS yang digelar awal Juli di Rio de Janeiro.
Laporan ini disampaikan oleh media Politico pada Kamis, 10 Juli 2025, mengutip sumber yang mengetahui langsung kebijakan tersebut.
Baca Juga: Indonesia dan AS Sepakati Langkah Lanjutan Negosiasi Tarif Resiprokal
"BRICS telah mengubah keadaan," ujar Mauricio Claver-Carone, mantan utusan khusus Trump untuk Amerika Latin, ketika menanggapi langkah tarif tersebut, dikutip dari laman Sputnik, Jumat, 11 Juli 2025.
Kebijakan itu diumumkan langsung oleh Trump dalam unggahan di platform media sosialnya, Truth Social, pada Rabu, 9 Juli 2025. Ia menyatakan bahwa pemberlakuan tarif itu akan mulai berlaku efektif per 1 Agustus.
Baca Juga: Istana Harapkan Negosiasi Tarif Impor AS yang Dilakukan Delegasi RI Beri Hasil Terbaik
Trump menyebut keputusan itu sebagai bentuk "perjuangan untuk keadilan" bagi mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang saat ini menghadapi dakwaan terlibat dalam upaya kudeta terhadap pemerintahan sah Brasil pada tahun 2023. Bolsonaro dituduh terlibat dalam "konspirasi kriminal" yang bertujuan meruntuhkan sistem demokrasi Brasil lewat gerakan politik sayap kanan.
Langkah tarif ini disebut dipicu oleh pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang berlangsung pada 6–7 Juli di Brasil. Kelompok BRICS—yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan—kini menjadi platform yang semakin vokal dalam menantang dominasi ekonomi dan politik global Amerika Serikat.
Baca Juga: Istana: Kenaikan Tarif Impor AS Tidak Terkait Keanggotaan Indonesia di BRICS
Gedung Putih sendiri dilaporkan tidak sepenuhnya sejalan dengan kebijakan Trump. Menurut sumber yang dikutip Politico, para pejabat pemerintahan menyatakan bahwa opsi sanksi formal terhadap Brasil dianggap terlalu memakan waktu dan terlalu rumit untuk dijalankan secara efektif.
Sebelumnya pada Juli, Trump juga menegaskan sikap kerasnya terhadap BRICS. Dalam unggahan lain di media sosial, ia menyampaikan bahwa, "negara manapun yang mendukung kebijakan anti-AS BRICS akan dikenakan 10 persen tarif tambahan tanpa pengecualian."