Ntvnews.id, Mataram - Untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan para pendaki, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, mengambil langkah tegas dengan memperketat regulasi pendakian Gunung Rinjani. Salah satu kebijakan barunya adalah mewajibkan setiap wisatawan yang hendak mendaki untuk terlebih dahulu menginap di kawasan Sembalun.
Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin, menegaskan bahwa kebijakan ini diambil sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi kecelakaan, seperti insiden tragis yang menimpa pendaki asal Brasil, Juliana Marins.
"Kita bicarakan ini soal tindakan keselamatan, preventif, bukan mengarah arogansi atau kepentingan pribadi (bupati). Tapi ini semata-mata kita ingin mencari keselamatan, dan kenyamanan bagi wisatawan yang mendaki ke Rinjani," kata Haerul Warisin, pada Minggu, 13 Juli 2025 di Mataram.
Ia mengakui bahwa selama ini tidak sedikit wisatawan yang mengalami insiden saat mendaki Gunung Rinjani mulai dari kecelakaan, jatuh sakit, terperosok, hingga kasus pendaki yang kehilangan nyawa.
Baca juga: Tragedi Pendaki Asal Brasil Jadi Cermin Penguatan Keamanan di Geopark Rinjani
"Nah insiden ini lah yang harus kita sikapi. Caranya apa, kita buatkan regulasi, salah satunya kita mewajibkan setiap wisatawan yang ingin mendaki itu untuk menginap dulu di Sembalun. Nanti aturan ini menjadi aturan baku yang kita buat dalam Peraturan Bupati (Perbup)," ujarnya.
"Kenapa (menginap), karena orang mendaki ini asalnya dari mana-mana. Begitu sampai sana (Sembalun) langsung naik, tanpa istirahat tanpa mendapatkan pengarahan, setelah di atas (Rinjani) kaget mereka. Padahal mereka ini rata-rata belum ada pengalaman pendakian, seperti halnya Juliana Marins itu," lanjut Haerul Warisin.
Tak hanya memperketat aturan pendakian, pihaknya juga berencana memberikan pelatihan dan pembekalan khusus bagi para pemandu (guide) dan porter yang selama ini mendampingi wisatawan mendaki Gunung Rinjani.
"Porter-porter ini kita harus ingatkan, kita didik. Kalau bawa tamu (wisatawan) itu jangan langsung dikasih naik, mereka harus menginap istirahat dulu paling tidak sehari, dibekali mereka dengan pengarahan dulu. Terus selama perjalanan pendakian jangan ditinggal, harus mereka diam tunggu. Supaya apa, tidak terjadi kecelakaan (terjatuh) dan sebagainya," ujarnya.
(Sumber: Antara)