Ntvnews.id, Moskow - Otoritas Rusia menyerahkan jenazah 1.000 tentara kepada Ukraina pada Kamis, 17 Juli 2025, sebagai bagian dari kesepakatan yang dicapai dalam perundingan damai bulan lalu.
Dua putaran negosiasi antara Moskow dan Kyiv di Istanbul, Turki, gagal mencapai kemajuan menuju gencatan senjata. Namun, perundingan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk melakukan pertukaran tahanan skala besar dan pengembalian jenazah tentara yang tewas.
"Menyusul kesepakatan yang dicapai di Istanbul, 1.000 jenazah tentara Ukraina lainnya diserahkan kepada Ukraina hari ini," tulis negosiator Rusia sekaligus pejabat Kremlin, Vladimir Medinsky, di Telegram, dikutip dari AFP, Jumat, 18 Juli 2025.
Ia menambahkan bahwa Ukraina juga menyerahkan 19 jenazah tentara Rusia.
Baca Juga: Perdana Menteri Ukraina Mengundurkan Diri
Medinsky mengunggah foto yang menunjukkan petugas berpakaian medis putih sedang menurunkan kantong jenazah putih dari truk berpendingin.
Pertukaran tahanan dan pemulangan jenazah telah dilakukan secara berkala selama konflik Rusia-Ukraina. Proses ini menjadi satu-satunya bentuk diplomasi yang berjalan efektif antara kedua pihak.
Meski mendapat tekanan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Rusia tetap menolak seruan untuk gencatan senjata. Kedua pihak pun belum menunjukkan tanda-tanda mendekati kesepakatan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama tiga tahun.
Baca Juga: Trump Ragu Bisa Damaikan Rusia dan Ukraina
Dalam perundingan bulan lalu, Rusia memaparkan sejumlah tuntutan garis keras, termasuk permintaan agar Ukraina menyerahkan lebih banyak wilayah dan menolak segala bentuk bantuan militer dari Barat.
Pihak Kyiv menilai tuntutan tersebut tidak dapat diterima dan mempertanyakan kelanjutan negosiasi jika Moskow tidak bersedia memberikan konsesi.