Ntvnews.id, Polandia - Perusahaan asal Kanada, Central European Petroleum, pada Senin mengumumkan penemuan ladang minyak konvensional terbesar di Polandia.
Ladang minyak tersebut ditemukan di Laut Baltik, sekitar enam kilometer dari pelabuhan Swinoujscie di barat laut Polandia. Ladang Wolin East diperkirakan memiliki cadangan sekitar 22 juta ton hidrokarbon yang dapat diekstraksi serta lima miliar meter kubik gas alam komersial.
Dilansir dari Anadolu, Senin, 21 Juli 2025, Central European Petroleum menyebut penemuan ini sebagai yang terbesar dalam sejarah Polandia untuk kategori minyak konvensional dan termasuk salah satu yang terbesar di Eropa. Cadangan gas alam di area konsesi Wolin setara dengan lebih dari 300 juta barel minyak.
Baca Juga: Drone Bermuatan Bahan Peledak Timpa Ladang Minyak Irak
Proses pengeboran dilakukan oleh Noble Corporation, perusahaan asal Amerika Serikat. Sementara itu, Zenith Energy, perusahaan konsultan teknik dan manajemen proyek, pada awal tahun ini mengumumkan bahwa sumur Wolin East 1 telah diserahkan kepada Central European Petroleum.
Meskipun konsumsi batu bara di Polandia terus menurun, penggunaan minyak dan gas mengalami peningkatan, menjadikan negara ini berada di posisi empat besar negara dengan emisi tertinggi di dunia.
Menurut data Energy Forum, pada Juni 2025 energi terbarukan menyumbang 44,1 persen dari total produksi listrik Polandia, sementara pembangkit batu bara dan lignit menyumbang 43,7 persen.
Baca Juga: Kejagung Ungkap Kerugian Negara Rp285 Triliun dalam Kasus Minyak Mentah
Ketergantungan Polandia terhadap impor energi meningkat dari 29 persen satu dekade lalu menjadi 45 persen saat ini, dengan hampir 97 persen minyak mentah yang dipakai berasal dari impor.
Selain itu, sebagian besar pasokan gas Polandia juga diimpor dalam bentuk LNG dari Timur Tengah dan Amerika Serikat melalui terminal di Gdansk dan Swinoujscie, serta melalui pipa dari Norwegia.
Penemuan cadangan energi di Laut Baltik ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Polandia pada energi impor sekaligus berpotensi mempengaruhi pasar energi Jerman yang berdekatan.