Ntvnews.id, Tangerang Selatan - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, menegaskan bahwa insiden kekerasan yang dialami WV, siswa SMPN Doko di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, tidak terjadi saat kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS). Ia memastikan peristiwa pengeroyokan itu berlangsung di luar sekolah dan bukan bagian dari rangkaian MPLS.
“Ya, kami menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas kasus yang terjadi di salah satu daerah di Jawa Timur dan kami jelaskan peristiwa sebenarnya terjadi di luar sekolah dan tidak dalam rangkaian MPLS ya. Ini saya tegaskan, jadi tidak dalam rangkaian MPLS, terjadinya di luar,” kata Mendikdasmen Mu'ti saat menghadiri pembukaan rangkaian peringatan Hari Anak Nasional di SD Islam Ruhama Labs School of Uhamka, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Rabu, 23 Juli 2025.
Mu'ti menyampaikan rasa prihatin mendalam terhadap insiden tersebut dan mengajak semua pihak untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak, baik di sekolah, rumah, masyarakat, maupun media. Ia berharap tidak ada lagi kekerasan, perundungan, atau bentuk kekejaman lainnya yang dialami oleh anak-anak.
“Lewat Hari Anak Nasional ini mari kita bersama-sama, bergotong royong, bersatu padu untuk menciptakan lingkungan yang aman nyaman bagi seluruh anak-anak, jauh dari semua bentuk kekerasan agar anak-anak dapat tumbuh ceria sesuai dengan fitrahnya,” tegas Mu'ti.
Diketahui, peristiwa pengeroyokan tersebut terjadi pada Jumat, 18 Juli 2025 sekitar pukul 08.00 WIB, tepatnya di area belakang kamar mandi sekolah. Korban, siswa kelas VII berinisial WV (12), mengaku menjadi korban perundungan dan kekerasan fisik oleh kelompok siswa dari berbagai tingkat kelas, yakni kelas VII hingga IX.
Insiden ini pertama kali diketahui dari laporan orang tua korban, warga Desa Plumbangan, Kecamatan Doko, setelah melihat anaknya pulang sekolah dalam kondisi terluka secara fisik dan mengalami trauma psikologis.
Menurut pengakuan korban, dirinya dipanggil oleh kakak kelas dan diajak menuju ke area belakang kamar mandi. Di lokasi itu, ia menemukan sekitar 20 siswa telah berkumpul dan mulai mengolok-olok dirinya dengan kata-kata kasar. Tak lama kemudian, seorang siswa kelas VIII berinisial NTN memulai tindakan kekerasan dengan menampar pipi kiri WV dan menendang bagian perutnya. Aksi itu kemudian diikuti oleh siswa-siswa lain yang ikut melakukan pengeroyokan secara bersama-sama.
(Sumber: Antara)