A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

'Tebakan' Pengamat Ini Paling Tepat soal Penyebab Kematian Diplomat Arya Daru - Ntvnews.id

'Tebakan' Pengamat Ini Paling Tepat soal Penyebab Kematian Diplomat Arya Daru

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 30 Jul 2025, 08:21
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Adrianus Meliala dalam Dialog Prime di Nusantara TV. Adrianus Meliala dalam Dialog Prime di Nusantara TV. (YouTube Nusantara TV)

Ntvnews.id, Jakarta - Polda Metro Jaya menyimpulkan tak ada tindak pidana dalam peristiwa tewasnya diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan. Walau begitu, secara implisit, Polda Metro melalui para ahli menyatakan, bahwa kematian pria 39 tahun itu karena bunuh diri.

Arya disebut menutup plastik dan melakban kepalanya sendiri. Tujuannya untuk menyumbat pasokan oksigen ke paru-parunya. Hal ini diketahui, karena ahli tak menemukan sidik jari orang lain selain milik Arya Daru, pada plastik maupun lakban warna kuning tersebut.

Upaya mengakhiri hidup ini didukung dengan konsumsi obat-obatan. Pada darah dan sejumlah organ tubuh Arya Daru, terdapat kandungan paracetamol dan chlorpheniramine maleate (CTM). Obat dengan kandungan itu biasa ditemukan dalam obat flu dan demam. Efek dari penggunaan obat tersebut, dikatakan ahli menimbulkan kantuk.

Diperkirakan, penggunaan obat ini agar Arya tetap tenang tak meronta-ronta, saat tubuhnya mulai kekurangan pasokan oksigen hingga akhirnya tewasnya.

Fakta-fakta ini sesungguhnya sudah pernah diutarakan oleh salah seorang ahli yang mencermati kasus ini. Ahli tersebut adalah Adrianus Meliala, Guru Besar Kriminologi FISIP Universitas Indonesia (UI).

Kala itu, Adrianus menduga kuat Arya Daru bunuh diri. Ia pun mengungkapkan sejumlah alasan. Hal ini, Adrianus nyatakan dalam acara Dialog Prime di Nusantara TV (NTV), dikutip Sabtu, 12 Juli 2025.

Adrianus awalnya ditanya oleh pembawa acara Nastiti Lestari, soal kemungkinan kecil bahwa Arya meninggal karena bunuh diri. Sebab, biasanya orang yang hendak bunuh diri, memilih mengakhiri nyawanya dengan cara yang sangat mematikan.

Adrianus pun memberikan jawaban.

"Ada metode bunuh diri yang cepat 'macho' yang sering diambil para pria dan ada yang tidak," ujar Adrianus merespons pertanyaan Nastiti.

Menurut dia, Arya diduga kuat bunuh diri. Bunuh diri ini, kata Adrianus dilakukan dengan cara yang cukup unik. Ia pun memaparkan kemungkinan cara bunuh diri yang dilakukan Arya.

"Bahwa upaya untuk mengurangi jalan masuk oksigen itu, itu disertai dengan penggunaan obat itu yang saya duga tuh, obat tidur," tuturnya.

Obat tidur tadi, lanjut Adrianus membuat Arya terlelap. Sehingga, tanpa sadar karena telah tertidur, ia tak lagi bisa menghirup oksigen, lantaran sebelumnya telah memasang lakban di kepala dan sekitar saluran pernapasan.

Menurut Adrianus, cara ini lebih 'halus'.

"Lalu yang bersangkutan tidur, dan sambil tidur dia tidak lagi bisa mengambil napas karena sudah tertutup oleh lakban dan kemudian meninggal tanpa dia sadar," tuturnya.

"Jadi lebih tenang ya dari sisi kematiannya. Mungkin begitu," imbuh Adrianus.

Nastiti lalu kembali bertanya ke Adrianus tentang kemungkinan Arya dibunuh. Pembunuhan ini dilakukan dengan sangat profesional, tingkat tinggi, karena tak meninggalkan jejak sama sekali.

Adrianus pun menjawab bahwa hal itu bisa saja terjadi. Tapi, dugaan itu apabila tak didukung data yang ada, hanyalah menjadi asumsi liar.

"Mungkin saja (dibunuh oleh pembunuh yang tak tinggalkan jejak), tapi saya dalam hal ini mencoba untuk tidak liar ya. Mencoba untuk memakai gaya berpikir reserse konvensional saja," papar Adrianus.

"Kalau ada datanya saya akan berubah pandangan saya (bahwa Arya diduga bunuh diri). Selama belum ada datanya, nggak lah," imbuhnya.

Apalagi, data di lapangan yang didapat sejauh ini menunjukkan tak ada orang lain selain korban. Ini diketahui dari kamar kos yang hanya bisa dibuka oleh korban, tak ada tanda-tanda perlawanan dan lain sebagainya.

x|close