Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Indonesia menyambut baik tercapainya kesepakatan gencatan senjata yang meredakan ketegangan antara Kamboja dan Thailand, sekaligus memberikan apresiasi terhadap peran Malaysia selaku Ketua ASEAN tahun ini yang telah memediasi perselisihan kedua negara.
“Kami berharap permasalahan antara Thailand dan Kamboja bisa segera diselesaikan, dan kami mendukung langkah-langkah yang diambil Malaysia sebagai Ketua ASEAN,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Arrmanatha “Tata” Nasir, dalam pengarahan media di Jakarta, Jumat, 8 Agustus 2025.
Menurut Tata, tercapainya gencatan senjata tersebut merupakan langkah konstruktif yang memberi dampak positif bagi solidaritas di kawasan ASEAN. Ia menekankan bahwa momen ini dapat menjadi pemicu untuk menghidupkan kembali semangat persatuan dan kerja sama antarnegara anggota.
“Terlebih, hari ini adalah ASEAN Day yang ke-58, jadi kita harus terus menjaga persatuan ASEAN,” ucapnya, mengacu pada peringatan hari jadi ASEAN yang jatuh pada 8 Agustus 2025.
Baca Juga: Thailand dan Kamboja Resmi Teken Gencatan Senjata, Bakal Dipantau ASEAN
Dari pihak Thailand, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Nikorndej Balankura pada Kamis mengungkapkan bahwa kedua negara telah menandatangani dokumen resmi gencatan senjata beserta kesepakatan implementasinya setelah pertemuan luar biasa Komite Perbatasan bilateral di Kuala Lumpur, Malaysia.
“(Kedua pihak) hari ini menandatangani dokumen resmi mengenai gencatan senjata antara angkatan bersenjata kedua negara dan mengenai implementasinya,” kata Balankura dalam pengarahan di Bangkok.
Ia menjelaskan, kesepakatan tersebut merinci hasil pembicaraan para kepala pemerintahan Thailand dan Kamboja pada 28 Juli di Kuala Lumpur, yang mencakup penghentian serangan, pembebasan seluruh tahanan perang, komunikasi rutin antar satuan militer di perbatasan, serta pengawasan dari tim pemantau gencatan senjata bentukan ASEAN.
Konflik perbatasan kedua negara yang memanas sejak awal tahun berubah menjadi bentrokan bersenjata pada 24 Juli, menimbulkan korban jiwa termasuk warga sipil. Pada awal Agustus, gencatan senjata diumumkan usai pertemuan antara Penjabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, dan Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, yang dimediasi oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, di Kuala Lumpur.
(Sumber : Antara)