Fadli Zon: Indonesia Punya Kekayaan Budaya Mega-Diversity

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Agu 2025, 22:01
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon. ANTARA/ist Menteri Kebudayaan Fadli Zon. ANTARA/ist (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menegaskan bahwa kebudayaan Indonesia memiliki keragaman yang luar biasa, tidak hanya dari segi jumlah tetapi juga kualitasnya, yang membentang dari Sabang hingga Merauke.

“Budaya kita ini mega-diversity. Bukan sekadar keberagaman, tapi keberlimpahan,” ujar Fadli di Jakarta, Kamis, 14 Agustus 2025.

Ia memaparkan, Indonesia memiliki 2.213 warisan budaya takbenda (intangible cultural heritage). Dari jumlah tersebut, 16 di antaranya telah mendapat pengakuan resmi dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), antara lain wayang, batik, keris, jamu, hingga reog.

Sejak menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Fadli menyebut salah satu fokusnya adalah menemukan kembali identitas manusia Indonesia, yang akarnya terhubung dengan kekayaan budaya serta peradaban tua.

Baca Juga: Polisi Selidiki Dugaan Ancaman terhadap Dokter di RSUD Sekayu

Mengacu pada penemuan arkeologis, Fadli menyebut bahwa Homo erectus di Indonesia telah hidup sejak 1,8 juta tahun lalu. Ia juga menyoroti penemuan gambar gua tertua di Muna dan Maros, yang usianya bahkan lebih tua dibandingkan lukisan gua di Eropa.

“Kita ini melting pot sejak dulu kala. Kita bukan tempat tujuan. Tapi tempat keberangkatan,” ucapnya.

Fadli turut mengutip Pasal 32 UUD 1945 ayat 1, yang menurutnya memerintahkan negara untuk memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia, sekaligus menjamin masyarakat dapat mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya. “Jadi ada perintah konstitusi,” tegasnya.

Ketua Dewan Direktur Great Institute, Syahganda Nainggolan, mendorong agar diskusi mengenai kebudayaan terus digelar di berbagai lini, sehingga budaya semakin dikenal di tanah air.

“Padahal jika pembicaraan soal budaya berhenti, kita bisa kehilangan nilai keadaban itu sendiri,” ujarnya.

Sementara itu, sosiolog sekaligus sastrawan Okky Madasari, yang mengajar di National University of Singapore, mengajak seluruh pihak, terutama generasi muda, untuk kembali menengok kekayaan budaya bangsa.

“Mereka itu kosmopolitan, kreatif, dan resisten. Mereka bukan sekadar pengguna budaya global, tapi juga penantang,” katanya.

(Sumber: Antara)

x|close