Ntvnews.id, Pyongyang - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengecam latihan militer gabungan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan, yang menurutnya menunjukkan "niat memicu perang" serta mengancam perdamaian dan stabilitas kawasan.
Dilansir dari KCNA, Rabu, 20 Agustus 2025, komentar itu muncul sehari setelah Kim meninjau uji coba sistem senjata kapal perusak multiperan berbobot 5.000 ton yang diluncurkan di pelabuhan Nampho pada April lalu. Dalam kesempatan itu, ia juga menekankan perlunya mempercepat pengembangan persenjataan nuklir Korut di tengah memburuknya situasi keamanan.
Latihan gabungan Ulchi Freedom Shield yang dimulai Senin, dijadwalkan berlangsung 11 hari. Namun, sebagian agenda latihan ditunda hingga September sebagai bagian dari pendekatan lebih moderat dari Presiden Korsel baru, Lee Jae Myung.
Baca Juga: Kim Jong-kook Umumkan Mau Nikah
Meski begitu, Kim menilai latihan tahunan itu tetap mencerminkan sikap bermusuhan dan konfrontatif AS-Korsel, bahkan menuduh keduanya membangun kerja sama militer dengan melibatkan unsur nuklir.
Setelah menyaksikan uji coba kapal perusak Choe Hyon, Kim menyatakan puas dengan kemajuan angkatan laut Korut yang menurutnya semakin “canggih dan bersenjata nuklir.” Ia juga mendapat laporan bahwa kapal perusak ketiga tengah dibangun di galangan Nampho, dan ditargetkan rampung pada Oktober 2026.
Baca Juga: Korut Mencak-mencak Saat Korsel-AS Lakukan Latihan Gabungan
Kim menegaskan bahwa kondisi keamanan regional "semakin memburuk dari hari ke hari," sehingga Korut membutuhkan perubahan mendasar dalam doktrin serta praktik militernya, termasuk percepatan program nuklir.
Kapal perusak Choe Hyon, yang diambil dari nama seorang pejuang anti-Jepang, diperkirakan mampu membawa senjata nuklir dan dilengkapi rudal jelajah supersonik serta rudal balistik taktis.