Ntvnews.id, Canbera - Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese menanggapi dengan tenang kritik keras yang dilontarkan PM Israel Benjamin Netanyahu terkait keputusan Canberra mengakui negara Palestina. Albanese menegaskan dirinya selalu memperlakukan para pemimpin negara lain dengan penuh rasa hormat.
Dilansir dari Reuters, Kamis, 21 Agustus, 2025, Netanyahu sebelumnya menyebut Albanese sebagai “politikus lemah yang mengkhianati Israel” serta “menelantarkan komunitas Yahudi di Australia.”
Serangan verbal itu mendapat balasan dari Menteri Dalam Negeri Australia Tony Burke, yang menyindir Netanyahu dengan mengatakan bahwa kekuatan sejati bukan diukur dari seberapa banyak orang yang bisa dibunuh atau dibiarkan kelaparan.
Baca Juga: Israel Bocorkan Rencana Pencaplokan Gaza
Meski begitu, Albanese,, memilih merespons santai dan tidak menjadikannya persoalan pribadi. “Saya berinteraksi secara diplomatis. Netanyahu juga pernah melontarkan komentar serupa terhadap pemimpin lain,” ujarnya dalam konferensi pers.
Ketegangan antara kedua negara semakin meningkat sejak pekan lalu, ketika Australia mengumumkan akan mendukung pengakuan Palestina dalam sidang Majelis Umum PBB pada September. Menurut Albanese, ia telah lebih dulu memberi tahu Netanyahu mengenai sikap pemerintahannya sebelum pengumuman resmi pada 11 Agustus.
Baca Juga: Israel Pindah Paksa Warga Gaza Utara ke Selatan
“Saya sudah memberi kesempatan kepadanya untuk menyampaikan pandangannya mengenai solusi politik yang ada,” jelasnya.
Krisis diplomatik makin dalam setelah Canberra membatalkan visa anggota parlemen Israel Simcha Rothman, dengan alasan pidatonya dikhawatirkan memicu perpecahan. Sebagai balasan, Tel Aviv mencabut visa diplomat Australia untuk Otoritas Palestina.
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar menyebut langkah tersebut diambil setelah keputusan Australia mengakui Palestina sekaligus menolak memberikan visa kepada beberapa tokoh Israel.