Khamenei: Hubungan Iran dan AS Tak Bisa Dipulihkan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 25 Agu 2025, 14:57
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Rabu (18/6/2025) mengatakanbahwa negaranya akan terus menanggapi serangan Israel dan tidak akan pernah berunding dengan Israel. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Rabu (18/6/2025) mengatakanbahwa negaranya akan terus menanggapi serangan Israel dan tidak akan pernah berunding dengan Israel. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, menyatakan pada Minggu, 25 Agustus 2025 bahwa konflik antara Teheran dan Washington tidak memiliki solusi, seraya menegaskan sikap tegas bahwa negaranya “tidak akan tunduk” terhadap tekanan Amerika Serikat.

"Musuh telah gagal melemahkan Iran melalui perang," ujar Khamenei dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah.

Ia menyalahkan “sikap agresif” dari Washington sebagai faktor utama yang menyebabkan hubungan kedua negara terus memburuk selama ini.

Dalam kesempatan tersebut, Khamenei juga menyebutkan bahwa ada "upaya untuk menciptakan perpecahan di dalam Iran," meskipun tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai bentuk atau pelaku dari upaya tersebut.

Ia menambahkan bahwa "persatuan nasional" di Iran justru semakin kuat sebagai respons terhadap tekanan dari Amerika Serikat dan Israel. Oleh karena itu, menurutnya, menjaga kesatuan bangsa merupakan hal yang sangat penting di tengah situasi saat ini.

Menanggapi pernyataan dari mantan Presiden AS Donald Trump yang meminta Iran untuk menyerah, Khamenei memberikan respons keras. Ia menyatakan bahwa:

"Rakyat Iran sangat tersinggung oleh penghinaan yang begitu besar dan akan berdiri dengan segenap kekuatannya untuk melawan mereka yang memiliki harapan palsu seperti itu."

Media sebelumnya melaporkan bahwa pada bulan Juni, Trump mendesak Teheran agar menyetujui “penyerahan tanpa syarat” terhadap sejumlah tuntutan dari pihak Amerika Serikat.

Ketegangan antara Iran dan AS semakin meningkat setelah serangan yang dilancarkan Israel pada 13 Juni, yang menyasar fasilitas militer, instalasi nuklir, wilayah sipil, serta sejumlah tokoh penting seperti komandan senior dan ilmuwan nuklir Iran.

Sebagai bentuk balasan, Iran meluncurkan serangan rudal dan drone ke wilayah Israel. Sementara itu, pihak Amerika membalas dengan menggempur tiga instalasi nuklir Iran.

Konflik yang berlangsung selama 12 hari itu akhirnya mereda setelah dicapai kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat pada 24 Juni.

(Sumber: Antara)

x|close