Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Nasional Inisiatif Palestina, Dr. Mustafa Al Barghouti, menyampaikan apresiasi atas rencana Indonesia memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban perang di Gaza. Namun, ia menekankan bahwa bantuan tersebut sebaiknya diwujudkan melalui pembangunan fasilitas kesehatan di Gaza, bukan dengan memindahkan korban ke luar negeri.
“Kami berterima kasih kepada Indonesia atas solidaritasnya. Tetapi kami menolak segala bentuk relokasi. Rakyat Palestina ingin tetap berada di tanah airnya. Yang lebih kami butuhkan adalah rumah sakit di Gaza agar mereka bisa dirawat di tempatnya sendiri,” kata Barghouti dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 2 September 2025.
Pernyataan ini disampaikan sebagai respons terhadap rencana Presiden Prabowo Subianto yang menyiapkan Pulau Galang di Kepulauan Riau sebagai pusat perawatan bagi 2.000 warga Gaza yang terluka.
Baca Juga: BAZNAS RI Bersama Mishr Al Kheir Kirim 10 Truk Paket Bantuan ke Gaza
Barghouti menegaskan bahwa relokasi warga Palestina keluar dari Gaza dapat ditafsirkan sebagai upaya Israel untuk mengusir rakyat Palestina secara permanen.
“Mereka berhak tinggal di tanah airnya. Jika ingin membantu, dunia internasional harus membangun fasilitas kesehatan di Gaza, bukan mengirim mereka jauh dari rumahnya,” tegas Barghouti.
Baca Juga: 5 Jurnalis Kembali Tewas dalam Serangan udara Israel Terbaru di Gaza
Pulau Galang sendiri memiliki jejak sejarah panjang di Indonesia. Pada masa Orde Baru, wilayah ini dijadikan kamp pengungsian bagi lebih dari 250.000 manusia perahu asal Vietnam hingga tahun 1996. Saat pandemi covid-19, pemerintah juga membangun Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) di lokasi tersebut untuk menangani pasien.
Kini, rencana penggunaannya kembali mencuat, kali ini untuk pengobatan warga Gaza. Namun, dari pihak Palestina, suara yang terdengar jelas: bantuan terbaik adalah membangun rumah sakit dan menghadirkan dukungan medis langsung di Jalur Gaza.