PM Shigeru Ishiba Berniat Mundur, Jepang Hadapi Krisis Politik di Tubuh LDP

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Sep 2025, 17:20
thumbnail-author
Alber Laia
Penulis
thumbnail-author
Adiantoro
Editor
Bagikan
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dalam kunjungan kenegaraan di Istana Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/1/2025). Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dalam kunjungan kenegaraan di Istana Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/1/2025). (Dok. Antara)


Ntvnews.id
, Jakarta - Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dikabarkan berniat mengundurkan diri dari jabatannya.

Kabar mengejutkan itu disampaikan seorang pejabat senior pemerintah pada Minggu (7/9/2025), hanya sehari sebelum Partai Demokrat Liberal (LDP) menentukan apakah akan menggelar pemilihan presiden lebih awal.

Baca Juga: Airlangga: Indonesia Tawarkan Investasi Giant Sea Wall ke China hingga Jepang

Langkah Ishiba datang setelah pertemuan intens pada Sabtu (6/9/2025) malam dengan dua tokoh berpengaruh, mantan PM Yoshihide Suga dan Menteri Pertanian Shinjiro Koizumi, yang disebut mendesaknya untuk menghindari perpecahan lebih dalam di tubuh LDP.

Ishiba, yang baru menjabat sejak Oktober 2024, sebelumnya sempat melontarkan ancaman membubarkan DPR dan menggelar pemilu cepat sebagai bentuk penolakannya terhadap rencana pemilihan presiden LDP. Sikap keras itu justru memicu penolakan, bahkan dari lingkaran dekatnya.

Desakan mundur semakin kuat setelah koalisi pemerintah kehilangan mayoritas di majelis tinggi pada Juli lalu. LDP pun berencana mengumpulkan tanda tangan anggota pada Senin untuk memutuskan apakah pemilihan pimpinan akan dimajukan dari jadwal semula, 2027.

Sejumlah kritik terhadap Ishiba kini datang dari dalam. Menteri Kehakiman Keisuke Suzuki, anggota kabinet pertamanya, secara terbuka menyerukan digelarnya pemilihan pimpinan partai.

Dalam blog pribadinya, Suzuki menekankan perlunya persatuan agar LDP dapat merebut kembali kepercayaan publik.

Tokoh senior lain seperti Taro Aso dan Yoshihide Suga juga menyuarakan nada serupa. Meski berbeda faksi, keduanya khawatir kegigihan Ishiba bertahan hanya akan memperdalam perpecahan internal.

Pada Selasa pekan lalu, Ishiba sempat menegaskan tekadnya tetap memimpin dan menjalankan agenda kebijakan. Namun, seorang pejabat yang dekat dengannya menyebut Ishiba siap melepas posisi penting di partai.

Sejarah mencatat, LDP belum pernah menggelar pemilihan presiden di tengah masa jabatan akibat desakan mayoritas anggota.

Jika benar terjadi, situasi ini akan menjadi preseden baru sekaligus menandai betapa rapuhnya stabilitas politik di bawah kepemimpinan Ishiba.

Shigeru Ishiba sendiri akhirnya berhasil menjadi presiden LDP setelah lima kali mencoba. Namun kemenangan itu belum genap setahun membawa Jepang ke jalur stabil, terutama setelah dua kali kehilangan mayoritas di parlemen dalam waktu berdekatan.

Kini, seluruh perhatian tertuju pada Senin besok, apakah LDP akan resmi menggelar pemilihan presiden baru, atau justru memberi ruang terakhir bagi Ishiba untuk bertahan?

(Sumber: Antara)

x|close