Menteri LH Turunkan Tim untuk Kaji Penyebab Banjir Besar di Bali

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Sep 2025, 15:08
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq menjawab pertanyaan wartawan usai Pengukuhan Kader Gerakan Pilah Sampah di Ancol, Jakarta Utara pada Kamis (11/9/2025). Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq menjawab pertanyaan wartawan usai Pengukuhan Kader Gerakan Pilah Sampah di Ancol, Jakarta Utara pada Kamis (11/9/2025). (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan bahwa pihaknya telah menurunkan tim ke Bali untuk mengkaji penyebab banjir besar yang melanda Denpasar. Salah satu dugaan utama adalah tersumbatnya saluran drainase akibat tumpukan sampah.

"Jadi, dari indikasi awal, memang kejadian tersumbatnya drainase di Denpasar ini menjadi penyebab utama banjir dalam skala besar," ujar Hanif, yang juga menjabat Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), usai menghadiri acara Pengukuhan Kader Gerakan Pilah Sampah di Ancol, Jakarta Utara, Kamis, 11 September 2025.

"Saya rasa itu legasi atau sampah-sampah terdahulu yang belum bisa ditangani," tambahnya.

Menurut Hanif, pemerintah daerah sebenarnya sudah melakukan langkah-langkah signifikan untuk mengatasi persoalan sampah di Bali. Namun, ia menekankan bahwa pengelolaan sampah tidak bisa selesai secara instan dan membutuhkan waktu agar benar-benar efektif.

Baca Juga: KLH Soroti Penyebab Turunnya Kualitas Sungai Ciliwung

Hanif menjelaskan, tim KLH/BPLH yang diterjunkan akan meneliti lebih jauh faktor lingkungan yang berpotensi memicu banjir besar di Denpasar setelah diguyur hujan deras beberapa hari terakhir.

Selain persoalan sampah, ia juga memberikan masukan kepada pemerintah daerah di Bali mengenai pentingnya penataan lanskap, terutama terkait daya dukung dan daya tampung lingkungan di tengah pesatnya pembangunan pariwisata.

Ia menekankan agar kawasan penahan air alami tetap dipertahankan.

"Tidak boleh diubah menjadi hotel, kafe dan perumahan," tegasnya.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun ke-7, Maxim Gandeng KLH Tanam 700 Bibit Bakau

Lebih lanjut, Hanif menyampaikan, "Kami akan dalami apa-apa yang bisa, kemudian dimitigasi untuk langkah ke depannya."

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan adanya 14 korban meninggal dunia akibat banjir di Bali, sementara dua orang lainnya masih hilang. Tercatat tujuh kabupaten/kota terdampak banjir dan longsor.

Data terbaru menunjukkan korban meninggal terdiri dari delapan orang di Denpasar, dua orang di Kabupaten Jembrana, tiga orang di Kabupaten Gianyar, dan satu orang di Kabupaten Badung. Adapun dua korban hilang dilaporkan berasal dari Denpasar.

(Sumber: Antara)

x|close