Ntvnews.id, Jakarta - Gelombang kerusuhan anti-pemerintah yang melanda Nepal menimbulkan kerugian infrastruktur hingga 200 miliar rupee Nepal, atau setara dengan Rp2,3 triliun, menurut laporan portal berita Khabarhub yang mengutip sumber dari Kementerian Pembangunan Kota.
Media lokal The Kathmandu Post pada Kamis, 11 September 2025 menuliskan, distribusi bahan bakar juga ikut terganggu karena alasan keamanan. Sejumlah sopir truk tangki BBM menolak melakukan pengiriman tanpa adanya jaminan keselamatan.
Tidak hanya itu, beberapa titik perbatasan Nepal diserang oleh massa perusuh, sehingga truk tangki pengangkut bahan bakar dari India tertahan dan tidak bisa masuk.
Baca Juga: Presiden Nepal Setujui Mantan Ketua MA Jadi PM Sementara
Situasi kian memanas sejak 4 September, ketika otoritas Nepal sempat memblokir akses media sosial karena banyak yang belum melakukan registrasi ke Kementerian Komunikasi. Namun, kebijakan itu kemudian dicabut setelah memicu aksi protes pada Senin 8 September 2025.
Keesokan harinya, para demonstran menyerbu gedung parlemen dan membakar rumah sejumlah pejabat tinggi di ibu kota Kathmandu. Polisi merespons dengan menembakkan meriam air, gas air mata, hingga peluru tajam ke arah massa.
Kerusuhan tersebut menewaskan puluhan pengunjuk rasa dan melukai ratusan lainnya. Di tengah situasi genting itu, Perdana Menteri Nepal Sharma Oli mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan.
(Sumber: Antara)