"Air dan Perilaku Kita"

NTVNews - 6 Mei 2024, 22:27
Adiansyah
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi Air (pixabay) Ilustrasi Air (pixabay) (pixabay)

Ntvnews.id, Jakarta - Kondisi cuaca kering dan panas, umumnya manusia akan merasakan haus. Kekurangan air dalam hal ini dapat membuat seseorang merasa kering tenggorokan dan ingin minum lebih banyak. Selain haus, suhu tinggi akan membuat merasa lelah dan kurang bersemangat.

Saat kemarau, ketersediaan air menjadi sangat terbatas. Untuk itu, harus lebih bijaksana dalam menggunakan air agar tidak mengalami kekurangan.
Perubahan aktivitas manusia pun terjadi.

Beberapa orang mungkin mengurangi aktivitas di luar ruangan karena suhu yang tinggi dan risiko dehidrasi. Demikian juga dengan petani dan peternak, mereka harus menghadapi tantangan dalam memastikan tanaman dan hewan tetap hidup selama musim kemarau.

Pakar komunikasi publik Dr Dyah Rachmawati Sugiyanto mengungkapkan pandangannya terkait air dan hubungannya dengan perilaku manusia itu sendiri.

Ia mengatakan jika bentuk perubahan perilaku saat kemarau pada umumnya adalah terpaksa (complience). Perubahan perilaku karena terpaksa cenderung tidak baik dan bersifat tidak tahan lama. Bentuk perubahan perilaku karena terpaksa juga sering menyebabkan perlawanan pikiran.

Dr Dyah Rachmawati Sugiyanto (ist) <b>(Istimewa)</b> Dr Dyah Rachmawati Sugiyanto (ist) (Istimewa)

Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) yang diusulkan oleh Ajzen dan Fishbein pada tahun 1980, mengasumsikan bahwa perilaku ditentukan oleh keinginan individu untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu.

Keinginan seseorang saat kemarau adalah tidak jauh dari ketersediaan air bersih. Untuk itu, tidak salah bila melakukan persiapan sebelum kemarau melanda.

Halaman

TERKINI

Load More
x|close