Ntvnews.id, Jakarta - Topan Bualoi menerjang wilayah utara-tengah Vietnam pada Senin dini hari, membawa hujan deras, banjir, serta merusak rumah penduduk. Laporan media lokal menyebutkan, bencana ini menewaskan sedikitnya 12 orang.
Menurut VnExpress, sembilan korban jiwa berada di Provinsi Ninh Binh, sementara tiga lainnya ditemukan di Thanh Hoa, Hue, dan Da Nang. Selain itu, sekitar 17 nelayan dilaporkan hilang setelah tiga kapal kehilangan kontak.
Di kota Hue, setidaknya satu orang meninggal akibat terjebak banjir. Sementara itu, ombak besar di lepas pantai Provinsi Quang Tri menenggelamkan empat kapal nelayan, menyebabkan 12 orang hilang.
Badan Hidrometeorologi Nasional memperingatkan bahwa, meskipun topan sudah mencapai daratan, “risiko hujan lebat, banjir, dan tanah longsor masih sangat tinggi dalam beberapa hari mendatang.”
Badai Bualoi menghantam Provinsi Nghe An sekitar pukul 08.00 waktu setempat. Kecepatan angin maksimum menurun dari 117 kilometer per jam saat mencapai daratan menjadi 88 kilometer per jam.
Badan Cuaca Vietnam juga mengingatkan akan potensi banjir meluas dari Thanh Hoa hingga Ha Tinh, serta ancaman banjir bandang dan tanah longsor di wilayah barat Thanh Hoa, Nghe An, dan Ha Tinh. Di samping itu, hujan deras dari badai berpotensi menimbulkan banjir lokal di bagian selatan Delta Utara.
Otoritas setempat mengevakuasi hampir 30.000 warga sebelum topan tiba. Ratusan penerbangan juga dibatalkan atau ditunda akibat penutupan empat bandara di provinsi tengah.
Perkembangan Bualoi—dikenal pula sebagai “badai No. 10”—menunjukkan bahwa badai ini merupakan salah satu yang bergerak paling cepat di Laut Timur. Hanya dalam waktu sekitar dua hari, dari 26 hingga 28 September, badai tersebut menempuh jarak lebih dari 1.000 kilometer dan menghantam daratan Vietnam bagian utara serta tengah.
Dalam tiga jam ke depan, tepatnya Senin malam, badai diperkirakan bergerak ke arah barat-barat laut dengan kecepatan 20–25 kilometer per jam, lalu memasuki wilayah daratan. Setelah itu, secara bertahap kekuatannya akan menurun menjadi depresi tropis sebelum melemah lagi menjadi daerah bertekanan rendah.
(Sumber: Antara)