UNIFIL Laporkan Israel Kembali Serang Personelnya di Lebanon Selatan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Okt 2025, 22:30
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL). (ANTARA/Anadolu/py/am.) Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL). (ANTARA/Anadolu/py/am.) (Antara)

 

Ntvnews.id, Lebanon - Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon Selatan (UNIFIL) melaporkan bahwa pasukan Israel kembali melakukan serangan terhadap personel penjaga perdamaian mereka. Insiden ini menambah ketegangan di wilayah perbatasan yang sudah lama bergejolak.

Dalam keterangan resmi pada Minggu, UNIFIL menyebut bahwa pada Sabtu, 11 Oktober 2025, sebuah drone Israel menjatuhkan granat yang meledak di dekat posisi salah satu misi UNIFIL di Kafer Kela, mengakibatkan seorang personel penjaga perdamaian terluka. Dua drone Israel lainnya juga terlihat terbang di area tersebut sebelum ledakan terjadi, sebagaimana disebutkan dalam pernyataan UNIFIL.

“Ini adalah serangan granat kedua terhadap pasukan penjaga perdamaian oleh IDF (militer Israel) bulan ini,” ungkap pasukan keamanan PBB itu. UNIFIL menegaskan bahwa serangan tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1707, serta mencerminkan “pengabaian terhadap keselamatan personel perdamaian yang menjalankan mandatnya dari Dewan Keamanan PBB.”

Baca Juga: Serangan Udara Israel di Lebanon Selatan Tewaskan Warga Suriah dan Lukai Tujuh Orang

UNIFIL kembali menyerukan kepada pasukan Israel untuk menghentikan segala bentuk serangan terhadap atau di sekitar posisi pasukan PBB “yang bekerja membina kembali stabilitas, yang pemulihannya sama-sama menjadi komitmen Israel dan Lebanon.”

Pasukan UNIFIL telah ditempatkan di Lebanon Selatan sejak 1978, dan mandatnya diperkuat melalui Resolusi DK PBB No. 1701 pascaperang antara Israel dan kelompok perlawanan Syiah Lebanon, Hizbullah. Ketegangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel yang meningkat sejak 2023 memuncak menjadi konflik berskala besar pada September 2024, menewaskan lebih dari 4.000 orang dan melukai sedikitnya 17.000 lainnya.

Meskipun gencatan senjata antara kedua pihak berhasil dicapai pada November 2024, pasukan Israel dilaporkan masih terus melancarkan serangan hampir setiap hari di Lebanon Selatan dengan alasan menargetkan posisi Hizbullah. Israel semestinya telah menarik seluruh pasukannya dari wilayah Lebanon Selatan sejak awal tahun ini, namun masih mempertahankan kehadiran militer di lima titik perbatasan. 

(Sumber: Antara)

x|close