Ntvnews.id, Jakarta - Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), dilaporkan kurang senang dengan kemungkinan Kamala Harris, Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), menjadi Presiden AS berikutnya. Harris, yang dikenal sangat liberal dan mantan jaksa terkemuka di AS, dianggap memicu kekhawatiran bagi MBS.
Dilansir dari Business Insider, Kamis, 25 Juli 2024, pakar intelijen dan strategi di forum think-tank Stimson Center, Matthew Burrows, menyatakan bahwa MBS kemungkinan besar akan waspada terhadap Harris jika dia terpilih menggantikan Presiden Joe Biden.
"Seorang kandidat presiden liberal seperti Kamala Harris, yang memiliki hubungan dekat dengan para aktivis hak asasi manusia, juga akan menimbulkan kekhawatiran," ujar Burrows, anggota senior tim peneliti Stimson Center.
Baca Juga: Donald Trump Janjikan Ini ke Arab Saudi Jika Jadi Presiden AS
Menurut Burrows, MBS khawatir bahwa di bawah kepemimpinan Kamala Harris yang liberal, Partai Demokrat akan lebih vokal tentang "catatan hak asasi manusia Saudi yang buruk".
Biden sebelumnya berjanji akan mengambil tindakan tegas terhadap Riyadh, terutama setelah pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, pada tahun 2018.
Harris, dalam kampanye tahun 2020, juga mengkritik pembunuhan Khashoggi, menyebutnya sebagai "serangan terhadap jurnalis di mana pun" dan mendukung undang-undang di Senat AS untuk mempublikasikan lebih banyak informasi tentang kematian Khashoggi.