Harris juga menegaskan bahwa AS perlu "mengevaluasi kembali hubungan dengan Arab Saudi, menggunakan pengaruh kita untuk membela nilai-nilai dan kepentingan Amerika."
Di bawah Biden, Gedung Putih akhirnya mencapai kesepakatan dengan MBS, fokus pada menentang Iran dan mewujudkan stabilitas di Timur Tengah.
Burrows menyatakan bahwa Harris bisa memperumit situasi ini, karena calon presiden yang lebih konfrontatif bisa menjadi hambatan bagi tujuan AS dalam menormalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel, sekutu penting Washington di kawasan tersebut.
Baca Juga: Geger! Raja Salman Kasih Kewarganegaraan Arab Saudi Kepada Sosok-sosok Ini
AS berusaha menjadi perantara hubungan yang lebih baik antara negara-negara Arab dan Israel, sebagian untuk menyeimbangkan pengaruh regional Iran.
Selain itu, Harris dikenal sebagai pendukung utama hak perempuan dan kelompok LGBT, yang semuanya di bawah hukum Saudi secara hukum lebih rendah dari laki-laki. Hubungan sesama jenis ilegal di Saudi, semua perempuan diwajibkan memiliki wali laki-laki yang sah, dan wanita Saudi yang memperjuangkan lebih banyak hak mereka bisa dihukum berat.
Burrows juga menyebutkan bahwa MBS mungkin enggan mengandalkan Harris setelah melihat bagaimana seorang pemimpin AS bisa dipaksa mundur karena tekanan dari dalam partainya sendiri.