Menanti Juara Baru Liga Champions

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Mei 2025, 15:37
thumbnail-author
Marco Tampubolon
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Paris Saint Germain akan berhadapan dengan Inter Milan pada babak final Liga Champions 2024/2025. Paris Saint Germain akan berhadapan dengan Inter Milan pada babak final Liga Champions 2024/2025. (dok UEFA)

Ntvnews.id, Jakarta - Sudah bertahun-tahun Liga Champions tidak melahirkan juara baru. Paris Saint Germain (PSG) punya peluang untuk mematahkan kutukan itu pada musim 2024/2025.

Semesta mendukung Les Parisiens. Meski nyaris tersingkir di fase awal, pasukan Luis Enrique akhirnya berhasil melangkah hingga ke final. Artinya, trofi Si kuping Besar sudah di depan mata.

Perjalanan PSG memang tidak mudah. Sebab di fase pendahuluan, langkah Les Parisiens selalu tertatih-tatih. Peluang menuju fase knock out sangat kecil setelah mengalami serentetan hasil buruk termasuk kekalahan 0-2 melawan Arsenal di Stadion Emirates, London, Inggris. 

Baca juga: Hasil Liga Champions 2024/2025: Ditekuk PSG, Musim Paceklik Gelar Arsenal Terus Berlanjut

Laga krusial harus dijalani PSG dengan menjamu Manchester City, yang saat itu juga sedang berjuang untuk bertahan di Liga Champions. PSG ternyata mampu menang 4-2.

PSG kemudian naik ke posisi ke-22 di matchday ketujuh dengan 10 poin. Namun situasi masih belum aman karena cuma unggul dua poin dari zona merah.

PSG akhirnya bisa bertahan di Liga Champions setelah menang lawan Stuttgart 4-1. Sementara di babak play off 16 besar, PSG menang 3-0 di leg pertama dan 7-0 di leg melawan Brest.

Wajar, tak banyak yang yakin PSG bisa  melangkah jauh pada musim ini. Apalagi skuad PSG tidak sementereng dulu saat dihuni pemain-pemain sekelas Kylian Mbappe, Lionel Messi, atau Neymar.

Hanya saja, kekuatan PSG justru di sana. Minimnya superstar membuat Les Parisiens lebih padu. Di bawah kendali Enrique yang pernah membawa Barcelona juara Liga Champions, tim asal kota Paris tersebut seperti bergerak dalam senyap saat menghabisi lawan-lawannya. 

Di fase knock out, daya ledak PSG semakin besar. Les Parisiens jadi perusak mimpi tim-tim Inggris. Di babak 16 besar, PSG mampu menghancurkan mimpi Liverpool. Setelah itu, Les Parisiens juga berhasil menyingkirkan kuda hitam Aston Villa pada babak perempat final. 

Arsenal kembali bertemu PSG di babak semifinal. Modal kemenangan di fase liga membuat The Gunners banyak diunggulkan atas PSG. Namun sekali lagi, Les Parisiens memetahkannya. 

Di babak semifinal, PSG mengubah keadaan dengan berbalik mengalahkan Arsenal 1-0 di leg pertama. Sementara di leg kedua, PSG kembali menang dengan skor tipis 2-1. 

Dalam laga ini, PSG bukannya tanpa perlawanan. Sebaliknya, The Gunners yang dituntut menang setelah kalah 0-1 pada leg pertama, tampil agresif sejak peluit dibunyikan. 

Tim tamu bahkan sudah membuat dua peluang emas dari sudulan Declan Rice di menit-menit awal babak pertama. Beruntung, tidak satupun yang mampu merobek jala Donnarumma.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by UEFA Champions League (@championsleague)

PSG justru mampu mencuri momen untuk mencetak gol pada menit ke-27 melalui gol yang dicetak Fabian Ruiz usai menyambar bola rebound. PSG bahkan mampu menggandakan keunggulannya pada babak kedua lewat Achraf Hakimi memanfaatkan sodoran Ousmane Dembele. Sedangkan gol hiburan PSG lahir dari Bukayo Saka pada menit ke-76.

"Semangat telah berubah, kami lebih seperti tim. Kami bermain untuk satu sama lain,” kata Donnarumma kepada Prime Video usai tampil gemilang melawan Arsenal.

“Kami merindukan Kylian, dia adalah salah satu pemain terbaik di dunia dan saya mendoakan yang terbaik untuknya karena dia adalah teman yang baik," sambungnya.

“Tim ini sangat bersatu, kami bermain dengan baik bersama-sama. Kami (Italia) memenangkan Kejuaraan Eropa seperti ini, itu membuat perbedaan besar bagi setiap tim."

Paris Saint Germain sebenarnya bukan pendatang baru di partai puncak Liga Champions. Setidaknya sudah tiga kali berada selangkah di belakang trofi kejuaraan Eropa. Dua kali saat era Piala Winers, yakni edisi 1996 dan 1997, sedangkan satu lagi pada edisi Liga Champions 2020. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by UEFA Champions League (@championsleague)

Sayang, tidak satupun yang berbuah gelar. Seluruhnya berakhir dengan kekalahan, termasuk saat PSG yang diperkuat oleh Kylian Mbappe dan Neymar bertemu Bayern Munich di final Liga Champions di Portugal, lima tahun lalu. Saat itu PSG juga keok 0-1 dari Bayern Munich. 

Musim ini, tantangan terakhir meraih si Kuping Besar juga tidak mudah. Sebab lawan yang bakal dihadapi di Allianz Arena, Munich, pada 1 Juni nanti bukan tim sembarangan, yakni Inter Milan. Skuad Nerazzurri seperti diketahui sudah menunjukkan ketangguhannya lewat keberhasilan melewati adangan tim favorit juara, Barcelona di babak semifinal dengan agregat 7-6.

"Saya pikir tim ini pantas memenangkan Liga Champions untuk usaha yang sudah mereka buat, dan fans menantikan itu sudah lama. Kami akan mencobanya tahun ini dan tahun-tahun berikutnya," kata Pelatih PSG, Luis Enrique dalam jumpa pers usai menyingkirkan Arsenal.

Memang bukan perkara mudah menebak siapa juara Liga Champions musim ini. Sebab penentuan selalu dilakukan di atas lapangan. Tim dengan gol lebih banyak akan keluar sebagai pemenang.

Meski demikian, Allianz Arena selalu menghadirkan juara baru saat digunakan sebagai venue final Liga Champions. Apakah PSG mampu menjaga tradisi itu dan keluar sebagai juara?

   

x|close