Severity: Warning
Message: Invalid argument supplied for foreach()
Filename: libraries/General.php
Line Number: 87
Backtrace:
File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler
File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular
File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once
Fenomena kuda hitam, kata Firzie, memang sering mewarnai Piala Eropa. Bahkan dalam dua Piala Eropa terakhir yang berjaya adalah tim yang tergolong kuda hitam.
"Di 2016 yang juara Portugal. Mereka jauh dari unggulan ketika itu. Timnas Prancis bahkan sudah menyiapkan bus juara. Sudah disiapkan untuk keliling Kota Paris. Tapi akhirnya mereka mengalahkan ekpektasi publik yang begitu besar terhadap Prancis," beber Firzie.
"Kemudian Italia pada 2020. Saat itu mereka mungkin unggulan kelima atau unggulan keenam. Inggris ketika itu yang difavoritkan. Tapi Italia berhasil menaklukan Inggris di final," imbuhnya.
Menurut Firzie, salah satu kunci sukses tim-tim kuda hitam seperti Denmark dan Yunani menyabet gelar juara Piala Eropa adalah pertahanan mereka yang sangat kuat.
Pandangan tersebut diperkuat dengan data turnamen. Tercatat kiper Denmark, Peter Schmeichel melakukan 27 penyelamatan sepanjang turnamen.
"Itu menjadi salah satu jumlah tertinggi sepanjang turnamen dan membuktikan bahwa titik kuat pertahanan terutama kiper penting," papar Firzie.
"Yunani juga hanya kebobolan empat gol dari enam pertandingan. Mainnya memang boring waktu itu 1-0, 1-0. Tapi they get the job done and they get the result," lanjutnya.