Ntvnews.id, Jakarta - Pelatih, pundit, atau pengurus merupakan jadi profesi umum bagi para pemain usai gantung sepatu. Namun itu tidak berlaku bagi yang satu ini. Pernah mencicipi kerasnya pertandingan di Liga Jerman, Dennis Eilhoff pilih kerjaan yang jauh lebih menantang.
Sebelum membahas lebih jauh tentang profesinya, kenali dulu sosok Eilhoff. Pria kelahiran Witten, Jerman Barat, tahun 1982 itu berposisi sebagai penjaga gawang. Dia mengawali kariernya bersama Arminia Bielefeld pada tahun 2000 sampai 2006 lalu. Dia sempat dipinjamkan ke TuS Koblenz sebelum kemudian kembali ke Bielefeld. Eilhoff menutup kariernya di Dynamo Dresden.
Baca juga: Bayern Munich Juara Bundesliga, Kutukan Harry Kane Resmi Berakhir
Oh iya, Eilhoff berposisi sebagai penjaga gawang. Dan usianya saat ini, sudah 42 tahun!
Sepanjang kariernya, ada satu laga yang tak akan dilupakannya. Dia selalu terkesan dengan pertemuan Dresden yang baru promosi dari divisi 2 dengan Bayern Leverkusen di DFB Pokal.
Saat itu tim lawan diperkuat pemain-pemain hebat, termasuk Ballack. Hasilnya pun mudah ditebak. Tim lawan dengan mudah memimpin 3-0 atas Arminia. Namun mendekati menit-menit akhir, Dreseden menggila dan berhasil membalikkan kedudukan menjadi 4-3 atas Leverkusen.
Betul-betul sebuah keajaiban!
"Saya bolak-balik menonton pertandingan itu di YouTube dan saya hampir selalu nangis bahagia," kata Eilhoff seperti dilansir dari Bild, media terkemuka di Jerman belum lama ini.
"Dari sisi drama, atmosfer stadion, dan euforia setelah kemenanga, itu benar-benar game yang sangat luar biasa yang pernah saya rasakan sebagai pemain profesional," bebernya.
Ok, nostalgianya cukup sekian dulu. Mari fokus pada karier Eilhoff setelah pensiun.
Sampai saat ini, Eilhoff masih bermain sepak bola. Dia memperkuat tim amatir Bielefeld dan mulai bulan Juli nanti dia mulai menjadi pelatih kiper bagi tim usia muda tiga kali dalam seminggu. Namun itu hanya sambilan saja. Profesi utamanya saat ini justru jauh dari lapangan hijau.
Ya, setelah menempuh pendidikan selama tiga tagun sejak 2017 lalu Eilhoff kini bekerja sebagai polisi. Dia bertugas di Rheda-Wiedenbrück dekat Gütersloh. Pangkatnya juga sudah lumayan.
"Sekarang saya seorang inspektur polisi senior, tapi saya masih suka menghabiskan waktu di mobil patroli," katanya. "Saya menangani banyak hal, mulai kecelakaan lalu-lintas, hingga perampokan," beber Eilhoff.
Ayah dua anak ini sangat mencintai pekerjaan barunya. Pengalmannya sebagai pesepak bola profesional sedikit banyak telah membantunya untuk kerja kolektif.
"Sportivitas dan kerja sama tim sama pentingnya dalam kepolisian seperti halnya dalam sepak bola," katanya.
"Tentu saja ada persamaannya. Hanya saja, saya tidak lagi menangkap bola, tetapi pencuri. Saya telah menangkap beberapa pelaku kejahatan," sambungnya.
Satu kasus yang melekat di benak Eilhoff adalah penangkapan pencuri berantai yang licin bak belut. Menurutnya, butuh berbulan-bulan untuk akhirnya bisa melumpuhkan sang pelaku.
Kejadiannya berlangsung di suatu musim dingin di mana badai salju sedang datang. Mereka mengepung pelaku di sebuah gudang taman. Namun tak mudah untuk menangkapnya.
Pelaku yang dikenal licin sempat bersembunyi di dalam air kolam yang suhunya dingin. Menurut Eilhoff, situasinya tidak sepenuhnya aman karena pelaku juga membawa senjata tajam.
Namun dengan ketenangan dan keterampilan yang dimiliki Eilhoff berhasil meringkusnya.
"Saya menangkapnya di sana setelah ia menyelam ke dalam air," kenang Eilhoff.
Selain menangkap pencuri, Eilhoff juga terkadang bertugas mengamankan suporter away.
"Tapi itu tergolong ringan karena paling hanya 5 atau 6 orang saja di blok ini," bebernya.
Well selamat bertugas pak polisi!