Prancis Bakal Keluar dari Daftar 10 Negara dengan Ekonomian Terbesar Dunia

NTVNews - 26 Apr 2024, 18:14
Adiantoro
Penulis & Editor
Bagikan
Ilustrasi. Perancis bakal keluar dari daftar 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia dalam lima tahun. (Foto: Pxfuel) Ilustrasi. Perancis bakal keluar dari daftar 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia dalam lima tahun. (Foto: Pxfuel)

NTVNews.id - Pertumbuhan ekonomi yang lambat bakal mendorong Perancis keluar dari daftar 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia dalam lima tahun, menurut prospek ekonomi global terbaru dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Dilansir dari RT, Jumat (26/4/2024), lembaga yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS) itu, memperkirakan kontribusi Perancis terhadap pertumbuhan ekonomi global dalam hal paritas daya beli (PPP) akan turun menjadi 1,98 persen pada 2029, dibandingkan dengan 2,2 persen yang dicatat oleh analis IMF tahun lalu.

Proyeksi terbaru dana tersebut menunjukkan defisit anggaran Perancis akan tetap di atas 4 persen hingga 2029, dengan utang publik diperkirakan melebihi 115 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Komisi Eropa sebelumnya mengisyaratkan potensi konflik dengan aturan fiskal Uni Eropa (UE) dalam tanggapannya terhadap rencana anggaran Perancis 2024, dan menekankan prospek saat ini menimbulkan risiko penyesuaian negatif oleh lembaga pemeringkat global.

Menurut database yang diperbarui oleh organisasi tersebut awal bulan ini, Inggris, yang memiliki pangsa pertumbuhan produk domestik bruto globalnya pada 2029 diperkirakan mencapai 2,2 persen berdasarkan PPP, akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar kesepuluh di dunia.

Sementara itu, Türkiye diproyeksikan menempati peringkat kesembilan karena pangsa pertumbuhan globalnya dalam lima tahun ke depan akan mencapai 2,09 persen.

Lima besar kontributor perekonomian global adalah China, yang diproyeksikan menyumbang 19,48 persen terhadap pertumbuhan PDB dunia hingga 2029, Amerika Serikat (14,72 persen), India (9,23 persen), Jepang (3,21 persen) dan Indonesia (2,79 persen).

Halaman
x|close