Selain itu, letusan gunung berapi di wilayah Arktik Kanada sekitar 717 hingga 719 juta tahun lalu juga diduga menjadi pemicu utama. Letusan tersebut melepaskan aerosol sulfur ke atmosfer dalam jumlah besar, yang memicu pendinginan global ekstrem.
Pada masa "Bumi Bola Salju", kehidupan hanya diisi oleh mikroorganisme seperti bakteri, alga, dan hewan uniseluler primitif. Namun, kondisi ini dipercaya sebagai pemicu munculnya organisme multiseluler seperti spons.
Baca Juga: Pertama Kalinya Dalam 130 Tahun, Gunung Fuji Tak Bersalju
Hoffman menjelaskan bahwa selama periode ini, ekosistem kemungkinan menjadi lebih terisolasi, yang mendorong evolusi organisme altruistik—makhluk hidup di mana sel-sel bekerja sama untuk kepentingan bersama. Isolasi ini diyakini membantu organisme multiseluler bertahan dan berkembang.
Penelitian terbaru oleh Elias J. Rugen dan rekan-rekannya yang diterbitkan dalam Geological Society of London menemukan bukti tambahan mengenai periode "Bumi Bola Salju". Mereka menganalisis sampel batuan di gugusan pulau Skotlandia menggunakan peluruhan uranium untuk menentukan usia batuan tersebut.
Hasilnya menunjukkan bahwa batuan ini terbentuk selama glasiasi Sturtian, periode pembekuan besar pertama di Bumi. Es yang memantulkan sinar matahari menyebabkan suhu Bumi terus mendingin, menciptakan siklus pembentukan es hingga menutupi seluruh permukaan planet.
Menurut Graham Shields, profesor ilmu bumi dari University College London, periode ini menciptakan tantangan besar bagi makhluk hidup. Hanya organisme yang mampu beradaptasi yang bertahan, dan mereka menjadi nenek moyang dari seluruh hewan yang ada saat ini.