Ntvnews.id, Jakarta - Produsen nikel asal China Zhejiang Huayou Cobalt Co atau Huayou menyampaikan proses produksi baterai kendaraan listrik memerlukan tahapan yang panjang.
Huayou tengah fokus produksi katoda di Indonesia sebagai bagian penting dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik global.
Direktur ESG dan Sustainibility Huayou, Bryce Lee, mengatakan produksi katoda bukanlah tahap akhir.
Melainkan salah satu komponen penting yang membutuhkan proses panjang, mulai dari penambangan hingga pemurnian.
"Ada tahapan panjang sebelum baterai, untuk membentuk katoda diperlukan pemurnian prekusor. Sekarang, kami mencoba bekerja dengan arahan kebijakan nasional Indonesia untuk menambahkan nilai," ucap Bryce dikutip, Kamis 5 Juni 2025.
Baca juga: Bahlil Curhat Hilirisasi Nikel Ditekan Asing: Sejengkal Pun Saya Tidak Akan Mundur
Huayou saat ini telah berinvestasi di Indonesia dalam empat tahap, yaitu pada tahap tambang, pemurnian awal, pemurnian akhir hingga pembuatan pabrik katoda.
"Jadi, kami telah berinvestasi dua tahap lagi mulai tahun lalu," jelasnya.
Bryce menambahkan bahwa Indonesia menjadi negara tujuan pertama Huayou untuk mengembangkan katoda berbasis nikel.
Sebelumnya, Huayou telah melirik beberapa negara penghasil nikel lainnya seperti, Jerman, Kuba, Rusia hingga Filipina.
"Kami adalah perusahaan baru, tahun 2018 kami memulai di Indonesia. Untuk katoda, hampir semuanya di Indonesia," ungkapnya.
Baca juga: Kapolri Ungkap Dukungan Alsintan dan Teknologi untuk Tingkatkan Produksi Jagung Nasional
Produksi katoda Hyuayou di Indonesia saat ini digunakan oleh beberapa perusahaan baterai yang memproduksi baterai untuk kendaraan listrik.
Diantaranya ada EVE Energy, Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL), BYD, hingga Automotive Cells Company (ACC).