Ntvnews.id, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pagi 30 Juni 2025, bergerak menguat seiring optimisme bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed akan menurunkan tingkat suku bunga acuannya pada tahun ini.
Dikutip dari Antara, IHSG dibuka menguat 34,91 poin atau 0,51 persen ke posisi 6.932,31.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,06 poin atau 0,53 persen ke posisi 774,64.
“Kombinasi antara sentimen global (inflasi & suku bunga AS), stimulus domestik, dan aktivitas window dressing menopang IHSG. Rotasi sektor ke industri, energi, dan kesehatan juga mendukung permintaan pasar. Namun, pelaku pasar tetap waspadai volatilitas jangka pendek, didorong ketidakpastian global dan potensi profit taking, sehingga pergerakan indeks berpotensi berfluktuasi,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya.
Baca juga: Harga Emas Antam Awal Pekan Turun RP4.000, Segram Jadi Rp1,88 Juta
Dari mancanegara, konsensus memperkirakan peluang sebesar 76 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan untuk pertama kali pada September 2025, sementara kemungkinan pemangkasan suku bunga terjadi secepatnya pada Juli 2025 hanya sebesar 19 persen.
Pelaku pasar menantikan rilis data Price Consumer Index (PCE) atau inflasi AS pada 28 Juni 2025. Apabila inflasi AS terkendali dan mendekati target, peluang The Fed menurunkan suku bunga semakin besar dan mendorong aliran modal ke emerging markets termasuk Indonesia.
Dari kawasan Asia, pada Senin (30/06), S&P akan merilis data aktivitas manufaktur China periode Juni 2025 menurut data NBS. Berdasarkan konsensus, PMI manufaktur China pada Juni akan tetap berada di zona kontraksi yakni 49,7 pada Juni 2025.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk Juni 2025 pada Selasa (01/07), yang diperkirakan akan mengalami kenaikan secara bulanan atau mengalami inflasi.
Selain itu, pelaku pasar menyambut daftar antrean penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) yang semakin padat, yang mana total ada delapan emiten yang akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pada perdagangan Jumat (27/06), bursa saham Eropa masih bergerak menguat, diantaranya indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,72 persen, Euro Stoxx 50 menguat 1,56 persen, indeks DAX Jerman naik 1,62 persen, dan index CAC Prancis naik 1,78 persen.
Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street menguat pada perdagangan terakhir pekan kemarin, Jumat (27/06), indeks S&P naik 0,52 persen dan ditutup pada rekor 6.173,07. Indeks Nasdaq Composite juga mencetak rekor tertinggi baru dan ditutup naik 0,52 persen di 20.273,46. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average menguat 432,43 poin atau naik 1 persen dan berakhir di 43.819,27.
Baca juga: Isu Jokowi Kritis di Rumah Sakit Beredar di Medsos, Ajudan dan Relawan Buka Suara
Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 679,44 poin atau 1,69 persen ke 40.828,50, indeks Shanghai menguat 6,57 poin atau 0,18 persen ke 3.430,76, indeks Hang Seng melemah 129,93 poin atau 0,53 persen ke 24.159,00, dan indeks Strait Times menguat 0,50 poin atau 0,03 persen ke 3.967,33.
Bergeser ke nilai tukar rupiah, pada pembukaan perdagangan hari Senin pagi 30 Juni 2025 di Jakarta, melemah sebesar 2 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.197 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.195 per dolar AS.