Menteri Iftitah Tetapkan Standar Baru Transmigrasi: Rasakan Dulu, Baru Tempatkan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Jul 2025, 10:56
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menetapkan kebijakan fundamental yang mengubah paradigma penyelenggaraan program transmigrasi nasional melalui penerapan standar baru: “rasakan dulu, baru tempatkan”.

Kebijakan ini menegaskan bahwa penempatan warga transmigran tidak akan dilakukan sebelum lokasi tersebut dinyatakan layak secara langsung oleh para pengambil keputusan, termasuk oleh Menteri sendiri. 

Langkah ini diumumkan dalam dialog terbuka yang digelar di bawah rindangnya pepohonan kawasan Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi Yogyakarta, pada Kamis, 3 Juli 2025.

Iftitah menjelaskan, kebijakan ini merupakan respons terhadap berbagai permasalahan di masa lalu, di mana penempatan transmigran kerap mengabaikan kondisi faktual di lapangan. 

Baca juga: Trans-Tuntas Jadi Solusi Selesaikan Tumpang Tindih Lahan Transmigrasi dan Kawasan Hutan

Hal tersebut seringkali berujung pada tidak optimalnya pelaksanaan program, pemborosan anggaran negara, serta menurunnya kualitas hidup warga yang ditempatkan.

"Kita tidak bisa lagi hanya fokus pada angka. Kita harus memindahkan kehidupan, bukan sekadar memindahkan orang. Itu artinya, rasa aman, rasa tentram, dan rasa bahagianya pun harus ikut kita pindahkan,” ucap Iftitah dalam keterangan resminya.

Sebagai bentuk nyata dari kebijakan tersebut, Menteri secara pribadi telah menguji standar ini dengan menginap di calon lokasi transmigrasi di Rempang sebelum memberikan persetujuan penempatan. 

"Itulah kenapa kemarin saya tidur di Rempang. Saya ingin tahu, kalau saya di situ nyaman, Insya Allah para transmigran nyaman. Kalau saya tidak nyaman, jangan harap transmigran akan nyaman,” ungkapnya.

Menteri Iftitah melakukan peninjauan menyeluruh terhadap ketersediaan fasilitas dasar dan penunjang kehidupan. 

Ia menemukan bahwa sejumlah fasilitas vital seperti sekolah, puskesmas, pasar, dan tempat ibadah belum tersedia. 

“Bahkan hal-hal seperti tempat nongkrong dan olahraga juga harus kita pikirkan. Kita harus membangun ekosistem kehidupan yang utuh,” tambahnya.

Kementerian Transmigrasi akan menginstitusionalisasikan kebijakan “rasakan dulu, baru tempatkan” ke seluruh lini pelaksana program, khususnya para instruktur transmigrasi. 

Baca juga: Nature 2025: Menteri Iftitah Sebut Transmigrasi Maritim Jadi Fokus Baru Pembangunan Berkelanjutan

Mereka diwajibkan mengalami langsung kehidupan di lokasi penempatan, minimal selama satu minggu,sebelum melaksanakan tugas pelatihan.

“Para instruktur harus mengalami sendiri bagaimana menjadi transmigran di garis depan. Saya minta, sebelum melatih, mereka harus tahu dulu tempat yang akan dituju. Bagaimana mereka bisa punya kepercayaan diri dan dipercaya jika hanya mengandalkan teori?,” jelas Menteri Iftitah.

Pendekatan humanis ini diyakini akan menjadi landasan keberhasilan program transmigrasi kedepan. 

Kementerian menargetkan terciptanya kawasan-kawasan baru yang layak huni, prospektif, dan membangkitkan kehendak kuat dari dalam diri transmigran untuk bertahan dan berkembang.

x|close